Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan Jumat di akhir pekan ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (25/11/2016), IHSG melemah 10,55 poin atau 0,21 persen ke level 5.097,10.
Pelemahan berlanjut saat pembukaan, IHSG susut 0,89 poin atau 0,02 persen ke level 5.106,4. Semendatara indeks saham LQ45 tergelincir 0,15 persen ke level 850,4.
Sebagian besar indeks saham acuan melemah pada pembukaan perdagangan. Ada sebanyak 66 saham naik, sedangkan 23 saham turun dan 59 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.096 dan terendah 5.107.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.697 kali dengan volume perdagangan 242,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 77,1 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham pertambangan yang naik 0,91 persen. Kemudian sektor pertanian menguat 0,57 persen dan perdagangan 0,44 persen.
Adapun yang melemah saham konstruksi melemah 0,06 persen dan consumer goods sebesar 0,03 persen. Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 14,4 miliar.
Saham-saham yang menguat antara lain saham OASA naik 18,8 persen ke level Rp 316, saham BKSW menguat 11,8 persen ke level Rp 360 per saham, dan saham MGNA naik 9,72 persen ke Rp 72.
Selain itu, saham-saham tertekan antara lain saham WOMF susut 5,03 persen ke level Rp 150 per saham, saham GREN tergelincir 4,61 persen ke level Rp 290 per saham, dan saham KRAS susut 2,72 persen ke level Rp 710 per saham.
Advertisement
Sebelumnya pengamat memprediksi IHSG akan tertekan faktor internal. Sentimen internal terutama pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan, penutupan IHSG pada perdagangan kemarin tidak begitu baik. IHSG turun 104 poin ke level 5.107 pada perdagangan Kamis 24 November 2016.
IHSG akan menguji level support 5.000. Satrio menilai, tekanan IHSG masih didominasi sentimen internal. Ketegangan politik dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang cenderung melemah menjadi beban buat IHSG menjelang akhir pekan ini.
"Kita (bursa saham) lebih ketarik dari sentimen internal. Kalau globalnya tidak ada sentimen karena ada libur Thanksgiving," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.