Bajak Petinggi, 'Spotify' Rusia Gugat Yandex Rp 392 Miliar

Lantaran karyawannya dibajak perusahaan lain, layanan musik streaming Rusia menggugat pesaingnya senilai Rp 392 Miliar.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Nov 2016, 18:20 WIB

Liputan6.com, Moscow - Layanan music streaming Rusia, Zvooq, menggugat perusahaan bernama Yandex sebesar US$ 29 juta atau setara Rp 392 miliar.

Yandex sendiri merupakan sebuah raksasa mesin pencari di Rusia. Mengutip Tech Crunch, Jumat (25/11/2016), gugatan itu dilayangkan lantaran Yandex membajak karyawan Zvooq untuk keperluan mengembangkan layanan music streaming-nya.

Zvooq menganggap bahwa hal tersebut bertentangan dengan perjanjian kedua persahaan yang ditandatangi Februari 2016. Zvooq yang beroperasi di Moscow itu menganggap Yandex bersaing dengan cara tak bersih dan melanggar perjanjian.

Dalam perjanjian antara keduanya, Yandex dilarang membajak karyawan Zvooq atau mendorong pemecatan karyawan, enam bulan setelah perjanjian ditandatangani.

Sementara itu, Marketing Director Zvooq Varvawa Semenikhina mendapatkan tawaran dari Yandex sekitar Maret lalu. Setelah itu, Semenikhina pindah ke Yandex dan menjabat sebagai marketing director di Yandex.Music. Sebuah layanan streaming musik milik Yandex. 

Semenikhina sendiri telah bekerja di Zvooq sejak Juli 2014. Ia dianggap terlibat dalam pengembangan platform hingga rencana bisnis Zvooq. Pihak Zvooq juga menilai, kepindahan karyawannya ke Yandex akan menakuti calon investor perusahaan.

Co-Founder Zvooq Victor Frumkin mengatakan, pihaknya mengambil langkah hukum lantaran meyakini ada kompetisi tak sehat serta praktik bisnis kotor yang bakal mempengaruhi industri online di Rusia.

"Jika aturan dasar mengenai nilai perusahaan tidak ditegakkan dan perjanjian tak ditepati, maka hanya kedekatan politis dan ketidakadaan moral yang tumbuh di pasar Rusia," tutur Frumkin.

Menurut Frumkin, apa yang dilakukan Yandex benar-benar tak bisa diterima dan tak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, hal itu memberi kesan pada seluruh dunia bahwa Rusia adalah negara yang belum dewasa dan budaya bisnisnya berisiko bagi investor. Oleh sebab itu, Zvooq mengambil langkah hukum yang tegas.

Pada sisi lain, juru bicara Yandex mengaku terkejut dengan langkah Zvooq yang membawa kasus sampai tingkat pengadilan.

"Perjanjian dengan Zvooq tak pernah dilanggar. Kami yakin dengan posisi legal kami dan akan berjuang di pengadilan," tutur juru bicara tersebut.

Karyawan yang bersangkutan, Semenikhina menuturkan bahwa dirinya tak dibajak Yandex.

"Saya dan Zvooq sebelumnya telah menyetujui bahwa saya bakal mengundurkan diri jauh sebelum mengirimkan lamaran ke Yandex," ujarnya.

(Tin/Isk)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya