Liputan6.com, Imphal - Pemerintah India mendukung perkembangan sektor pariwisata yang dipandang sebagai salah satu penggerak penting pertumbuhan ekonomi negeri tersebut.
Secara khusus pemerintah India menaruh perhatian kepada sejumlah negara bagian yang tergabung dalam Nort East State (NES). Kawasan itu merupakan wilayah India yang dikelilingi oleh sejumlah negara lain di kaki pegunungan Himalaya.
Advertisement
Pemerintah India meluncurkan program berbasis tema untuk pengembangan sektor pariwisata. Salah satu yang paling ambisius diluncurkan pada Januari 2015 melalui 13 tema. Salah satu tema dikhususkan bagi kawasan NES yang di masa lampau kerap mengalami gangguan keamanan.
Investasi besar-besaran terutama diarahkan pada pembangunan infrastruktur, demikian diungkapkan Vinod Zutshi, Secretary of Tourism di India dalam pembukaan International Tourism Mart 2016 di Convention Centre, Sanjenthong, Imphal, India, pada Kamis 24 November 2016.
Pemerintah pusat juga mengeluarkan pendanaan dalam jumlah besar untuk publisitas, misalnya melalui kampanye televisi tentang NES selama 1 bulan pada Juni 2016. Kampanye ke dua melalui televisi akan dimulai pada akhir bulan November.
Pemerintah India bahkan melakukan rekanan dengan Discovery Channel melalui 9 episode seri dokumentasi 30 menit untuk masing-masing 9 negara bagian NES.
Kampanye besar-besaran juga dilakukan melalui branding 'Incredible India' yang bertujuan memamerkan nilai jual unik dalam sektor pariwisata India, termasuk wisata di NES. Kampanye tersebut disebar melalui sejumlah saluran informasi di dalam dan luar negeri, terutama melalui media digital.
Inovasi, Kreativitas, dan Infrastruktur
Menurut Menteri Zutshi, kesukesan sektor wisata di India bergantung kepada inovasi dan kreativitas dalam menyajikan produk dan layanan.
Kawasan NES memiliki banyak sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi wisata petualangan, wisata pedesaan, dan eco-tourism, yang belum dipasarkan secara efektif.
Melalui Kementrian Pariwisata, pemerintah India bersiap secara agresif untuk melakukan investasi dalam infrastruktur publik yang terbuka bagi investor domestik maupun internasional. Sembilan negara bagian yang tergabung dalan NES diharapkan mampu 'menjual' kepada para investor.
Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan mengharapkan partisipasi pihak swasta dalam skema rekanan publik dan swasta (public private partnership, PPP).
Terkait dengan infrastuktur inti, yaitu jalan, rel, udara, dan lalu lintas air, Menteri Zutshi membeberkan kebijakan baru dari lembaga penerbangan sipil terkait ruang udara terbuka dan pengaktifan kembali 50 landasan penerbangan (airstrip) yang menganggur. Pihak berwenang di NES diharapkan mengajukan daftar landasan penerbangan yang ingin diaktifkan.
Mengenai jalan raya, pejabat tertinggi bidang pariwisata itu juga menegaskan peran penting wewenang jalan raya (National Highway of India) mengutamnakan pembangunan dengan memikirkan sektor pariwisata.
Kementerian Pariwisata juga bekerja sama dengan wewenang lalu lintas air, misalnya dengan mencontoh wisata penjelajahan sungai (river cruise) yang sudah berjalan di West Bengal, salah satu negara bagian anggota NES.
Dari segi perijinan, Menteri Zutshi mengatakan telah bekerja sama dengan Home Ministry atau Kementerian Dalam Negeri agar menciptakan kebiijakan yang lebih ramah kepada wisatawan dengan maksud mempermudah perjalanan ke kawasan Timur Laut yang pernah bergolak di masa lalu.