Liputan6.com, San Francisco - The Great Diamond Hoax merupakan salah satu penipuan pertambangan paling terkenal, di mana kepalsuan itu terungkap dalam sebuah artikel di San Francisco Evening Bulletin.
Penipuan tambang emas dan perak merupakan hal umum setelah terjadi California Gold Rush atau 'demam emas' pada 1849. Para penipu mengelabuhi orang awam dengan melakukan penaburan partikel debu emas di tambang tak berharga sehingga tempat tersebut tampak mengandung barang bernilai.
Advertisement
Dari sejumlah penipu, dua pria yang masih sepupu asal Kentucky Philip Arnold dan John Slack merupakan yang "bernyali besar".
Mereka berhasil meyakinkan para kapitalis di San Fransisco untuk berinvestasi di tambang palsu mereka di sudut barat laut Colorado.
Arnold dan Slack memainkan sandiwaranya dengan sangat baik. Mereka tiba di San Francisco pada 1872 dan mencoba untuk menyimpan satu tas berlian yang belum dipotong ke sebuah bank. Ketika ditanya, keduanya dengan cepat menghilang dan bertindak seolah-olah mereka enggan membicarakan temuan tersebut.
Penasaran, seorang direktur bank bernama William Ralston melacak Arnold dan Slack. Berasumsi bahwa dirinya akan bertemu dengan dua orang anak dusun, ia memiliki niat untuk mengambil kendali tambang tersebut.
Dilansir oleh History, kedua saudara pria itu setuju untuk membawa ahli yang tak paham dengan pertambangan ke tambang yang mereka temukan. Ahli tersebut pun setuju bahwa tambang itu kaya akan berlian dan batu rubi.
Bergabung dengan sejumlah tokoh pemodal San Francisco lainnya, Ralston membentuk New York Mining and Commercial Company dengan modal US$ 10 juta, dan mulai menjual kepada para investor.Sebagai bentuk dari itikad baik mereka, Arnold dan Slack menerima sekitar US$ 600.000.
Yakin bahwa Amerika memiliki banyak tambang berlian lain, setidaknya 25 perusahaan eksplorasi berlian lain dibentuk pada bulan-bulan berikutnya.
Clarence King akhirnya mengungkap bahwa tambang berlian yang diklaim ditemukan oleh Arnold dan Slack hanyalah tipuan. King yang merupakan ahli geologi dan insinyur pertambangan cerdas, telah mencurigai tambang tersebut sejak awal.
Ketika memeriksa tambang tersebut, ia menemukan bahwa Arnold dan Slack telah menggarami tambang dan menemukan tanda-tanda bahwa berlian di sana telah dipotong--telah mengalami proses pengolahan.
Kembali ke San Francisco, King menguak kepalsuan itu dalam surat kabar. Ralston pun harus mengembalikan US$ 80.000 kepada setiap investornya, namun dirinya tak pernah mendapatkan US$ 600.000 yang ia berikan kepda Arnold dan Slack.
Arnold menghabiskan sisa umuenya dalam kemewahan di Kentucky sebelum meninggal karena pneumonia pada 1878. Sementara itu Slack dikanarkan bekerja sebagai pembuat peti mati di New Mexico.
King yang mengungkap kasus tambang palsu tersebut, menjadi kepala pertama dari United States Geological Survey atau Badan Survei Geologi AS.
Selain terungkapnya tambang palsu itu, pada 26 November 1983, sebanyak 6.800 emasa batangan yang senilai hampir 26 juta pound sterling dicuri dari Bandara Heathrow, London.
Selain itu, pada 26 November 1998 kecelakaan kereta di Khanna, India, menewaskan 212 orang.