Liputan6.com, New York - Diam-diam anak sulung Donald Trump menggelar pertemuan rahasia di Paris dengan pihak Rusia. Adapun isi dari tatap muka itu adalah soal upaya mengakhiri konflik Suriah.
Pertemuan rahasia ini semakin menguatkan indikasi bahwa presiden AS terpilih Donald Trump makin menunjukkan keinginannya untuk bekerja sama dengan Moskow. Sekaligus, membenarkan dugaan bahwa ingin mengikutsertakan anggota keluarganya ke dalam pemerintahan.
Pertemuan itu dihadiri oleh Donald Trump Junior dalam sebuah diskusi pada bulan lalu, termasuk yang terlibat adalah pendiri lembaga think-tank, Fabien Baussart dan istrinya, Randa Kassis.
Wall Street Journal menyebut Kassis adalah pemimpin oposisi Suriah yang selama ini ternyata mendapat dukungan Kremlin. Demikian seperti dikutip dari Independent, Jumat (25/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sementara AS tak mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan mendanai kelompok pemberontak yang menjadi oposisi al-Assad. Sebaliknya, Rusia menggunakan pendekatan militer untuk melindung rezim dan menyerang kelompok oposisi tersbut.
Dilaporkan kelompok Kassis meminta transisi politik dengan cara bekerjasama dengan pihak Assad.
"Rusia telah melakukan intervensi demi keamanan negara, demi Suriah," kata Kassis kepada Al-Jazeera pada minggu ini.
"Masalahnya adalah, Anda tidak mengenal Rusia, Anda tidak mengerti Rusia... yang Anda lakukan adalah menuduh Rusia melawan oposisi, tapi Anda harus mengerti mereka," lanjutnya.
Pertemuan itu digelar pada 11 Oktober 2016. Laporan menyebut Kassis datang sebagai pihak pro-rezim karena ia tengah mengadvokasi transisi politik dengan bekerja sama bersama Assad. Selain itu, ia mendukung intervensi Rusia.
"Kita harus realistis, siapa yang ada di Suriah? Bukan AS, bukan Prancis. Tanpa Rusia, kita tak bisa mencari solusi bagi Suriah," katanya lagi.
Sementara komentarnya terhadap anak Donald Trump itu, Kassis menjawab, "Ia sangat pragmatis dan fleksible."
Sementara itu, kepada wartawan New York Times, Donald Trump mengaku mereka membicarakan masalah konflik Suriah.
"Saya hanya bisa mengatakan ini, kita harus mengakhiri kegilaan yang ada di Suriah," kata Trump.
Sementara ketika ditanya soal Rusia, Trump mengatakan, "Saya senang bisa berhubungan dengan Rusia, dan saya pikir mereka juga senang. Ini hubungan timbal baik," ucapnya.
Donald Trump Junior tak bisa dikonfirmasi soal pertemuan tersebut.
Namun demikian, presiden terpilih Donald Trump tak bisa mengelak ketika ditanya keterlibatan keluarganya dalam pemerintahan, terutama mantu kesayangan, Jared Kushner yang kelak menjadi penasihat AS dalam rangka mengupayakan rencana perdamaian di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina.
"Saya sangat ingin menjadi orang yang bisa mendamaikan Israel dan Palestina. Itu adalah pencapaian tertinggi. Dan tak ada yang bisa (melakukannya) kecuali Jared dalam hal ini. Saya percaya itu."