Babak Baru Antasari Azhar Singkap Kebenaran

Antasari Azhar mengatakan akan sombong kepada orang yang pura-pura dekat dengannya.

oleh Nefri IngePramita Tristiawati diperbarui 26 Nov 2016, 00:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta Lima belas hari sudah Antasari Azhar menghirup udara bebas. Selama ini pula mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu harus berjuang keras menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk kondisi di rumahnya.

Betapa tidak, tujuh tahun enam bulan mendekam di penjara membuat Antasari asing dengan lingkungan di luar penjara. Bahkan di rumahnya, ia kerap salah arah menuju kamar mandi.

"Saat bangun tidur, saya pergi ke kamar mandi. Saya jalan ke kanan, ternyata ke kanan itu waktu di dalam (penjara), saya lupa kamar mandi di mana," ungkap Antasari saat bertandang ke Palembang, Sumatera Selatan, Selasa hingga Rabu (22-23 November 2016) lalu.

Bahkan saat bertandang ke Palembang, Antasari mengaku sempat was-was. Penyebabnya tak lain karena dia harus naik pesawat terbang. Antasari mengaku merasa asing dengan pesawat terbang.

"Sudah 10 tahun saya tidak pernah naik pesawat, waktu baru naik pesawat lagi, ada rasa was-was," kata Antasari yang datang ke Kota Pempek untuk ziarah ke makam ibunda dan bertemu almamaternya, Universitas Sriwijaya.

Tak hanya itu, kini Antasari juga harus menyesuaikan diri dengan status barunya, menjadi seorang kakek.

Saat mendekam di balik jeruji besi Lapas Klas I Tangerang, Banten, Antasari masih berstatus sebagai seorang ayah. Namun, kini dia telah menjadi kakek tiga cucu.

Karena itu, Antasari meminta agar diberikan keleluasaan untuk menikmati masa-masa bersama keluarganya. Dia merasa harus membiasakan diri dengan lingkungan yang sudah lama ia tinggalkan. Setidaknya dalam waktu tiga bulan.

Antasari Azhar menggendong sang cucu ketika keluar bebas dari dalam penjara di Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten (10/11). Mantan Ketua KPK itu disambut keluarga dan cucunya setelah mendapatkan bebas bersyarat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

"Beri saya waktu untuk tenang dulu, baru nanti mikir lagi. Saya ingin kumpul bersama keluarga," ujar Antasari.

Menurut mantan Kapuspenkum Kejaksaan Agung itu, tiga bulan waktu yang cukup untuk beristirahat dan menikmati kebersamaan dengan keluarga. Selanjutnya, PR besar menanti Antasari. Apa itu?

Rekayasa Kasus Pembunuhan

Saat berkunjung ke alamamaternya, Universitas Sriwijaya, di Palembang Selasa 22 November lalu, Antasari berjanji akan mengungkap kasus yang menjebloskannya ke penjara.

Antasari dijebloskan ke penjara pada 2009. Dia dituduh menjadi otak pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Kasus Antasari ini pun membuat heboh publik saat itu. Sebab, karir Antasari tengah berada di puncak.

Beberapa kali Antasari membuat gebrakan di KPK. Antara lain menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani dalam kaitan penyuapan kasus BLBI Syamsul Nursalim, dan menangkap Al Amin Nur Nasution dalam kasus persetujuan pelepasan kawasan hutan lindung Tanjung Pantai Air Telang, Sumatera Selatan.

Di tengah karir yang gemilang, Antasari ditumbangkan oleh kasus pembunuhan Nasrudin. Antasari berkali-kali membantah tak terlibat, namun dia tak punya daya apa-apa dan harus menghabiskan tujuh tahun enam bulan di penjara.

Antasari Azhar menunggu di ruang tahanan sebelum sidang lanjutan di PN Jaksel, Kamis (05/11). Sidang menghadirkan sejumlah saksi antara lain Sigid Haryo, Wiliardi Wizard dan Rani Yuliani.(Antara)

Antasari divonis 18 tahun penjara dan mendapatkan remisi 53 bulan 20 hari, hingga akhirnya bebas bersyarat pada 10 November 2016.

Pada hari kebebasannya itu, keluarga Nasrudin menagih janji Antasari selama ia dipenjara, mengungkap kebenaran di balik kasus ini.

"Saya harus ingatkan dia kembali, mohon ingat janji Anda, tolong buka nurani Anda bahwa di balik kebebasan Anda ada saudara saya yang terbunuh, ada keluarga almarhum yang mengalami trauma dan sakit sampai sekarang," ujar adik kandung Nasrudin, Andi Syamsuddin Iskandar.

Baik Antasari maupun keluarga Nasrudin, sudah mengetahui ada rekayasa di balik kematian Direktur PT Rajawali Putra Banjaran tersebut. Karena itu, jauh sebelum bebas Antasari sudah bersepakat dengan keluarga Nasrudin untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.

Telusuri SMS Ancaman

Perlahan tapi pasti, Antasari kini mulai mencari siapa dalang yang menyeretnya ke penjara. Caranya, dengan menelusuri asal muasal pesan singkat (SMS) ancaman yang menjadikannya sebagai tersangka pembunuhan Nasrudin.

Untuk menelusuri sumber SMS ancaman tersebut, Antasari sudah berkonsultasi dengan ahli Informasi and Teknologi (IT) dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut Antasari, jika memang dia terbukti membuat dan mengirim SMS ancaman itu, dia siap ditembak mati.

"Ternyata ahli IT menemukan secara forensik, tidak ada SMS dari saya. Dengan data tersebut, menggunakan nama dan nomor saya dari sistem server orang lain, seolah itu saya. Saya bukan mengungkap siapa orangnya, tapi saya hanya melihat perbuatannya tentang SMS tersebut. Nanti akan terkuak siapa orangnya," ujar Antasari kepada Liputan6.com, Rabu 23 November lalu.

Kasus ini sebenarnya pernah dilaporkan Antasari ke Polda Metro Jaya pada 2010. Namun, hingga kini laporan itu tidak ditindaklanjuti.

"Pernah satu tahun lalu, pengacara saya menanyakan kembali tentang laporan kami. Mereka meminta menyerahkan dulu handphone saya. Loh, handphone saya kan disita. Dari situ terlihat tidak ada keseriusan (Polda Metro Jaya). Saya meminta ada pengusutan," Antasari menegaskan.

Antasari pun menyebut, bahwa dia dijebloskan ke penjara oleh negara."Negara justru memasukkan saya (ke penjara). Yang memimpin negara maksudnya," ujar Antasari.

Saat ditanya siapa pemimpin negara yang dimaksud, Antasari menepis bahwa ucapannya itu menyindir pemimpin negara sebelumnya.

"Loh, kan yang masukin saya negara. Kan jaksa penuntut negara yang masukin saya. Ini jangan dipelintir. Sudah cukuplah, Indonesia sudah kondusif, jangan buat panas," ujar Antasari.

Tanpa Presiden ke-6 RI

Guna menyingkap kebenaran di balik kasus yang pernah membelitnya, Antasari mulai membuat langkah-langkah khusus. Salah satunya dengan menggelar acara syukuran, Sabtu 26 November ini.

Antasari menggelar syukuran di Hotel Grand Zuri, Bumi Serpong Damai (BSD). Untuk acara ini, Antasari hanya menyebar 100 undangan bagi teman-teman dekatnya. Salah satu yang diundang adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

"Pak JK sudah di Indonesia. Undangannya juga sudah sampai pada beliau. Tapi untuk hadir atau tidaknya, belum ada konfirmasi lagi," kata Antasari Azhar saat dihubungi Liputan6.com, Jumat 25 November 2016.

Selain JK, Antasari juga mengundang mantan seniornya di Kejaksaan Agung. Terutama yang pernah berjuang bersamanya selama menjadi Jaksa Agung.

Tak lupa para mantan pejabat KPK juga akan diundang. Termasuk Abraham Samad yang beberapa waktu lalu menemui Antasari di rumahnya, Less Beless Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

"Nanti kita lihat berapa tamu yang hadir. Sebab, nanti dalam acara akan ada sepatah dua kata dari perwakilan tamu," kata Antasari.

Ilustrasi Jusuf Kalla (JK). (Liputan6.com/Naomi Trisna)

Dia memprediksi, acara yang akan dimulai pukul 10.30 WIB ditu selesai sekitar pukul 13.00 WB atau setelah makan siang dan ramah tamah.

Lalu, apakah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga diundang? Antasari menjawab, "belum koordinasi lagi, yang jelas undangan yang disebar itu mencapai 50 sampai 100 undangan," kata dia.

Namun informasi dari pengacaranya, Bonyamin Saiman, SBY tak diundang di acara tersebut. "SBY tidak (diundang)," ujar Bonyamin saat dihubungi Liputan6.com.

Dia tidak menjelaskan alasan Antasari tidak mengundang Presiden ke-6 RI itu. "Tidak ada alasannya," kata Boyamin.

Adapun Presiden Joko Widodo, Boyamin tidak mengonfirmasi apakah Jokowi akan hadir atau tidak dalam syukuran besok.

"Tidak bisa jawab," kata Boyamin.

Sebelumnya saat berada di Palembang, Antasari mengatakan, acara syukuran tersebut untuk memperlihatkan ke masyarakat, siapa saja rekan-rekan Antasari yang tidak meninggalkannya saat dia terpuruk.

"Acara syukuran nanti yang akan saya undang adalah yang dekat saja. Saya akan sombong kepada orang yang pura-pura dekat dengan saya," ujar Antasari Azhar.

Untuk memperkuat statusnya, yang saat ini masih bebas bersyarat, Antasari telah mengajukan surat permohonan grasi ke Presiden Jokowi. Boyamin telah mendapat kepastian surat permohonan grasi yang dikirim Mahkamah Agung (MA) itu sudah sampai ke Setneg.

"Tadi saya memastikan mendapat keterangan resmi dari pejabat berwenang yang di sini, enggak perlu saya sebut namanya. Artinya memastikan ada saksinya memastikan ada partner saya bahwa menyatakan, telah benar diterima 20 Oktober, berkas grasi dari Antasari Azhar melalui MA," kata Boyamin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 24 November 2016.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya