Kopi Pagi: 212, Aksi Akbar atau Makar?

Sejujurnya tidak jelas ke arah mana tudingan makar itu diarahkan.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Nov 2016, 08:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda di langit Matraman, Jakarta Timur, beberapa waktu silam. Helikopter milik Polri berputar-putar sambil menyebarkan ribuan lembar maklumat tentang penyampaian pendapat di muka umum.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (27/11/2016), ada empat pesan yang ingin disampaikan. Jika ingin aksi, warga harus menaati undang-undang yang berlaku. Lalu mereka tidak diperbolehkan membawa senjata tajam, terlebih merusak fasilitas umum. Terakhir dan utama, jangan pernah berniat melakukan makar.

Polri merasa perlu menyebarkan maklumat tersebut. Jauh-jauh hari mereka sudah mendengar kabar tuntutan penegakan hukum terhadap gubernur nonaktif DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus penistaan agama Islam tidak murni lagi. Ada agenda lain di balik aksi pada 2 Desember mendatang.

Setelah 4 November, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) memang berniat menggelar aksi bela Islam jilid III. Kali ini diberi nama aksi Jumat Kubro dan Maulid Akbar.

Bentuk aksinya hanya berupa salat Jumat di sepanjang Jalan Sudirman dan Muhamad Husni Thamrin. Atau dari Semanggi sampai Istana Merdeka di mana posisi imam dan katib salat Jumat berada di Bundaran Hotel Indonesia.

Lalu bagaimana masyarakat melihatnya? Masih perlukah umat Islam turun ke jalan setelah polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka?

Sejujurnya tidak jelas ke arah mana tudingan makar itu diarahkan. Apalagi sampai menyebut ada pihak yang ingin menggulingkan pemerintah dengan menunggangi aksi.

Benar atau tidak rencana makar, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah bergerak. Sebagai panglima tertinggi TNI dia menyambangi Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijanjung, Jakarta Timur. Di sana Jokowi menyatakan pasukan Kopassus bisa dia gerakkan jika negara dalam keadaan darurat.

Jokowi kemudian mendatangi Markas Brimob Polri di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Presiden mengucapkan terima kasih atas kinerja Brimob mengamankan aksi damai 4 November.

Dari Brimob, Jokowi langsung ke Markas Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan memastikan semua kesatuan TNI loyal kepada Pancasila serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bukan hanya ke TNI, Presiden juga melakukan diplomasi meja makan. Dia mengundang sejumlah petinggi partai politik secara bergantian. Mulai dari sarapan bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, makan siang dengan Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan makan malam berdua Setya Novanto.

Sebelumnya Jokowi juga bertemu dengan Ketua Umum Partainya, Megawati Soekarnoputri.

Presiden juga mengunjungi dan dikunjungi Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, yang menjadi rivalnya dalam Pemilihan Presiden 2014. Meski sempat bersaing, keduanya sepakat bersahabat dan menjadikan merah putih serta NKRI sebagai harga mati.

Masyarakat mengapresiasi langkah Jokowi melakukan sambang sana-sini. Namun mereka tetap meragukan jika aksi akbar 2 Desember nanti bakal berujung makar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya