Kemlu RI Sampaikan Belasungkawa Meninggalnya Fidel Castro

Bangsa Indonesia berdoa agar mendiang Fidel Castro beristirahat dengan damai dan rakyat Kuba diberikan ketabahan atas kepergiannya.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Nov 2016, 09:48 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Kuba atas meninggalnya mantan Presiden Fidel Castro pada Sabtu, 26 November 2016. Castro mengembuskan napas terakhirnya pada usia 90 tahun.

"Semoga beliau diberikan kedamaian," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Jubir Kemlu melalui pernyataan pers menyampaikan bahwa bangsa Indonesia berdoa agar mendiang Fidel Castro beristirahat dengan damai dan rakyat Kuba diberikan ketabahan atas kepergiannya.

Sehari sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Kuba [Fidel Castro]( 2662571 "").

"Ya tentu kita semua dan pemerintah menyampaikan dukacita yang dalam atas meninggalnya Fidel Castro," kata Jusuf Kalla usai menutup Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Sabtu, 26 November 2016, seperti dilansir Antara.

Menurut pria yang kerap disapa JK itu, Castro memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Pada zaman revolusi dulu, Castro merupakan salah satu sahabat dari proklamator Indonesia Soekarno. Keduanya aktif dalam gerakan nonblok.

Adapun pemimpin revolusioner Kuba Fidel Castro meninggal dunia pada usia 90 tahun setelah kondisi kesehatannya terus menurun sejak 2006 karena penyakit usus kronik yang dideritanya.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Kuba dimulai pada 22 Januari 1960, dan diikuti pembukaan Kedutaan Besar RI di Havana pada 1963. Kerja sama RI-Kuba telah berlangsung dengan baik dalam berbagai forum bilateral maupun multilateral, khususnya kerja sama Selatan-Selatan.

Castro mengambil alih kekuasaan melalui revolusi pada 1959 dan memimpin Kuba selama 49 tahun dengan perpaduan kharisma dan tangan besi. Fidel Castro menjadi tokoh sentral saat Perang Dingin dan banyak dikagumi negara-negara berpaham kiri karena kepemimpinannya yang mentransformasi Kuba dan resistensinya pada Amerika Serikat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya