Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satuAgus Harimurti Yudhoyono mengatakan, program Rp 1 miliar untuk tiap Rukun Warga (RW) merupakan program yang realistis. Namun, pesaingnya dalam Pilkada DKI 2017 Anies Baswedan, mengkritik hal tersebut belum jelas.
"Angka Rp 1 M sudah ada di APBD kok, jadi ini perlu (lebih) dari sekedar gimmick, Jakarta perlunya kegiatan nyata," ujar Anies kepada awak media di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU), Minggu (27/11/2016).
Advertisement
Berbeda dengan program Agus yang akan memberi tiap RW Rp 1 miliar, Anies mengaku berani menggelontorkan dana lebih dari Rp 1 Miliar tiap RW, dengan catatan muncul berupa kegiatan--bukan uang.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun menilai bila tiap RW dipukul rata Rp 1 miliar tidak adil. Karena tiap RW memiliki jumlah RT berbeda-beda di tiap wilayah.
"Kami justru muncul dengan kegiatan. Kalau butuhnya Rp 2 miliar kita kasih, Kalau butuh Rp 3 M, ya kasih segitu. Apalagi 1 RW ada yang RT nya 8, ada yang 25, gimana baginya kalo 8 dan 25? (dipukul rata Rp 1 M), apa itu jadi adil? Enggak adil," tegas dia.
Anies pun mengingatkan warga Jakarta agar jangan terhasut dengan program nominal uang, yang membuat masyarakat seakan buta data.
"Jadi itu jangan 'jualan' seakan rakyat Jakarta tidak mengerti data. Jangan sekadar bagi-bagi uang, dengan kegiatannya belum jelas," tegas Anies.
Lawan Program Agus
Untuk menandingi program Agus, Anies mengaku akan membuat program-program pemberdayaan yang bermanfaat di masyarakat.
"Kami akan (datang) dengan pendanaan kegiatan seperti seni, budaya, olahraga, kita semua siapkan (programnya)," ujar dia.
Tak hanya itu, Anies juga siap menggalakkan program jam wajib belajar bagi murid sekolah di Jakarta.
"Kita akan buat gerakan belajar dan mengaji di surau. Kita buat jam belajar bagi anak pada jam tujuh malam sampai jam sembilan malam di Jakarta"," jelas dia.
Menurut Anies tenaga pengajar pun siap didatangkan. Mereka dihadirkan dari yang sudah mengenyam studi perkuliahan. Dia juga percaya akan banyak dari mereka (mahasiswa) mau terjun langsung menjadi pengajar, seperti programnya saat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dulu.
"Program akan berjalan dengan mengundang para mahasiswa ke kampung-kampung. Ada juga tenaga pembimbing dan profesional muda. Ribuan mahasiswa ini (kelak) dibagi merata seperti Kelas Insipirasi yang pernah kami buat (di Kemendikbud)," Anies menandaskan.