Pemprov Jabar dan Jepang Makin Intens Kerja Sama

Terbaru adalah studi banding dan rencana kerjasama dengan Japanese Consumer Cooperation Union (JCCU) di Tokyo, Jepang.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Nov 2016, 05:29 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM), Dudi Sudradjat Abdurachim mengatakan Pemprov Jawa Barat dan Jepang sudah intens melakukan kerjasama. Studi banding ke Japanese Consumer Cooperation Union (JCCU) pekan lalu, bukanlah yang pertama.

"Pada akhir Agustus 2015, sudah dilakukan MoU antara Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dengan IKOPIN, Kulak Mitra Jawa Barat, PUSKUD Jabar dengan Koperasi Sento Jepang. Kerjasama diarahkan dalam menjaga kualitas produk KUMKM," katanya melalui Kasubag Humas Pemprov Jabar Aziz Zulficar dari Shibuya, Tokyo, beberapa waktu lalu.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) bertukar cenderamata dengan perwakilan Koperasi Sento Jepang di Gedung Sate, akhir Agustus 2015.

Nota kesepahaman kala itu juga ditujukan dalam pelatihan sumber daya manusia, akses permodalan, manajemen operasi, hingga strategi komunikasi pemasaran.

Dalam cakupan negara, Indonesia dan Jepang pun sama intensnya. Misalnya dalam pertemuan APEC per November 2004, President Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Junichiro Koizumi juga menandatangani perjanjian ekonomi, Economic Partnership Agreement (EPA).

Kemudian, pada 6 Januari 2005, Wapres Jusuf Kalla dan Menlu Nobutaka Machimura menindaklanjuti pertemuan EPA tersebut dengan melakukan tiga kali pertemuan hingga April 2005.

"Oleh karenanya, studi banding dan rencana kerjasama dengan JCCU ini akan makin meningkatkan hubungan bilateral dan kerjasama kedua negara, terlebih Jawa Barat memiliki potensi tinggi dan saling menguntungkan," katanya.

Menurut Dudi, potensi itu tergambarkan dengan keberadaan 1.889 koperasi di Jawa Barat per tahun 2016 ini. Ini terdiri dari 1018 koperasi primer, 779 koperasi sekunderr, 52 koperasi simpan pinjam, dan 49 koperasi syariah.

Di sisi lain, PDRB Jawa Barat 2015 mencapai Rp386,84 triliun dengan PDRB per kapita sebesar Rp23,6 juta. Kemudian, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) 5,88 % dengan tingkat inflasi 2,81% serta IPM 69,50.

Menurut Dudi, potensi besar KUMKM terjadi karena rerata tingkat pengangguran Jabar mencapai 8,57 % dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,22 juta penduduk/ 8,95, sehingga terbuka peluang besar dalam pemberdayaan ekonomi mikro.

"Prioritas program kami tahun ini adalah percetakan 100.000 wirausahawan baru dengan target kami 3.000 per tahun, pembentukan Koperasi Wirausaha Baru Sejahtera, serta komunitas markerting dalam wadah Market-Ind," pungkasnya.

 

Powered By:

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya