Liputan6.com, Jakarta Bagaimana penanganan gigitan ular yang benar? Artikel ini adalah resume dari materi tentang Pertolongan pertama digigit Ular Berbisa oleh dr. Tri Maharani MSi. Sp.EM. beliau adalah dokter yang ahli di bidang kegawatdaruratan medis, seorang ahli toksikologi gigitan ular yang juga konsultan WHO dalam hal ini. Selama ini mungkin kita banyak dipengaruhi oleh sinetron dan film terkait penanganan gigitan ular berbisa.
Baca Juga
Advertisement
Tahukah Anda bahwa informasi tentang penanganan gigitan ular yang beredar di masyarakat ternyata banyak yang salah. Misalnya seperti cara mengobati gigitan ular berbisa dengan cara dikeluarkan darahnya, diberi obat herbal, diberi ikatan kuat pakai tali, disedot pakai mulut atau alat semuanya yang sudah tidak direkomendasikan WHO.
Kesalahan penanganan awal gigitan ular dapat memperparah kondisi penderita. Yang mempengaruhi tingkat bahaya gigitan ular adalah jenis species ular dan cara penanganan awal. Jenis gigitan ular dapat mendeteksi apakah berbisa atau tidak, tetapi sulit untuk mendeteksi spesies ular tersebut.
Ada dua jenis ular berbisa, yaitu ular neurotoksin yang mana bisanya menyerang syaraf, seperti weling, king kobra, dan ular papua. Yang kedua jenis ular hemotoksin seperti ular tanah, ular hijau atau ular blandotan.
Menurut penelitian, bisa ular mengalir melalui kelenjar limfatik atau kelenjar getah bening pada fase awal. Kelenjar getah bening terletak diatas otot tepat dibawah kulit kita. Sifatnya sangat lunak dan tipis, sehingga dia akan memompakan bisa ular ke seluruh tubuh seiring dengan pergerakan otot kita. Oleh sebab itu, dipakai cara baru untuk penanganan awalnya.
Berikut cara penanganan gigitan ular yang benar:
Selengkapnya baca di sini
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.