Liputan6.com, Grobogan - Pembunuhan Endang Listyowati (40) yang berprofesi sebagai guru SD oleh suaminya sendiri, Tugiyono, yang berprofesi sebagai kernet bus diduga dilatarbelakangi kecemburuan. Pembunuhan itu terjadi tidak lama setelah korban pulang dari tempat kerjanya di SDN I Putatsari Kecamatan Grobogan.
Berdasarkan penuturan Suwarno, kakak ipar korban, kepada polisi, sesaat setelah Endang pulang, sang suami langsung mengunci pintu utama rumah yang mereka tempati. Tak berapa lama terdengar cekcok mulut hebat hingga terdengar ke rumah tetangga.
Tidak lama berselang, umpatan dan cacian itu berubah menjadi jeritan suara korban dibarengi tangisan anak kedua korban berinisial G (9). Mendengar jeritan itu, beberapa tetangga langsung ke rumah korban dan berusaha membuka pintu.
Namun, usaha mereka terhalang dengan kondisi pintu dikunci dari dalam. Setelah berhasil didobrak, Suwarno yang rumahnya tak jauh dari rumah korban mendapati Endang sudah terkapar di lantai dengan luka di bagian perut dan darah berceceran.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi rumah juga berantakan dengan kursi yang terbalik tidak jauh dari posisi korban terkapar. Suwarno langsung menghubungi polisi serta membawa korban ke rumah sakit. Belum juga tiba di rumah sakit, korban meninggal dunia.
"Awal cekcoknya saya nggak tau, tiba-tiba orangnya sudah terkapar di situ bersama anaknya putri yang jerit-jerit. Waktu saya jebol pintu rumah, orangnya (Tugiyono) langsung lari. Saat itu korban masih bernapas, lukanya bagian perut yang robek," tutur Suwarno seperti dikutip Kapolres Grobogan AKBP Agoesman, Senin (28/11/2016).
Mendapat laporan dari tetangga korban, petugas langsung mendatangi lokasi kejadian. Tidak lama kemudian mereka langsun melakukan olah tempat kejadian perkara sembari meminta keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti berupa sandal dan kursi.
Pernyataan senada disampaikan Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Eko Adhie. Ia mengatakan kejadian pembunuhan itu diduga terjadi sekitar pukul 18.30 WIB.
"Kemudian saksi mendengar jeritan dari anak korban yang menangis berteriak-teriak menyebut-nyebut nama ibunya," ujar Kasat Reskrim.
Mendengar keributan itu, imbuh Kasat, saksi segera mendatangi rumah korban, mendapati pintu utama keadaan terkunci dan saksi mencoba mendobrak. "Saksi melihat korban sudah terkapar dengan kondisi perut yang luka robek yang ususnya keluar dan ketika saat itu saksi meminta pertolongan dan membawa korban untuk pertolongan awal ke rumah sakit. Sebelumnya melapor ke Polsek Tawangharjo," tutur dia.
Polisi saat ini masih mencari suami korban yang diduga kabur melalui pintu belakang rumah. Sementara, sejumlah warga memenuhi lokasi kejadian sedangkan salah satu keluarga korban yang datang menangis histeris mendengar kematian korban.
Saat ini, polisi masih menyelidiki latar belakang terhadap kasus pembunuhan ini. Dugaan sementara pelaku cemburu karena korban beberapa hari tidak pulang ke rumah.