Liputan6.com, Jakarta - Sudah dua tahun lamanya tim penyelidik mencari bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 yang menghilang secara misterius, pada 8 Maret 2014 di Samudera Hindia.
Namun hasilnya tidak memuaskan. Hanya beberapa puing pesawat yang ditemukan di lautan. Itupun banyak yang meragukan apakah benar bagian dari burung besi yang malang. Keraguan banyak datang dari keluarga.
Advertisement
Di tengah-tengah pencarian yang memakan waktu bertahun itu, seorang penyelidik independen mengaku, melihat sejumlah puing yang diduga merupakan bangkai pesawat nahas itu melalui aplikasi Google Earth.
Pengakuan mengejutkan tersebut membuat artikel penemuan puing melalui Google Earth itu diburu oleh pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Rabu (30/11/2016) pagi.
Dua artikel lainnya yang tak kalah menarik perhatian adalah kematian Fidel Castro dan 'ramalan' kehancuran AS, serta ucapan terima kasih PM Israel kepada Palestina.
Berikut Selengkapnya Top 3 Global:
1. Bangkai Pesawat MH370 'Menampakkan Diri' di Google Earth?
Selama bertahun-tahun para penyelidik menyisir Samudera Hindia, untuk menemukan keberadaan Malaysia Airlines MH370 yang hilang secara misterius pada Sabtu 8 Maret 2014. Namun, pesawat itu tak kunjung ditemukan.
Hanya beberapa puing yang diduga kuat bagian dari kapal terbang nahas itu yang 'dimuntahkan' lautan.
Namun, seorang penyelidik independen mengaku menemukan sejumlah puing melalui aplikasi Google Earth.
Ahli statistik asal Amerika Serikat, Mike Chillit mengamati perairan antara Pulau Saint Brandon, sekitar 430 kilometer dari Mauritius -- enam bulan setelah kapal terbang Negeri Jiran itu menghilang.
Ia memposting serangkaian gambar pada situsnya dan Twitter pada Senin 28 November 2016, yang menunjukkan sejumlah objek yang diyakininya sebagai Boeing 777 yang mengangkut 239 orang itu.
2. Kematian Fidel Castro dan Ramalan 'Kehancuran' AS
"Fidel Castro is dead," empat kata itu yang disampaikan Presiden ke-45 Amerika Serikat terpilih Donald Trump dalam akun Twitternya, menanggapi kematian pemimpin revolusi Kuba tersebut.
Trump kemudian bahkan mengancam akan memutuskan hubungan AS dan Kuba, mementahkan kembali upaya normalisasi yang digagas Presiden Barack Obama.
Tak hanya Trump yang 'mensyukuri' meninggalnya Castro, warga di Miami, Florida turun ke jalan untuk merayakannya. Sebagian warga Negeri Paman Sam berpendapat, pemimpin Negara Karibia yang tutup usia pada usia 90 tahun itu adalah 'musuh bebuyutan' AS.
Lepas dari respons tersebut, sebuah ramalan berusia 35 tahun menyebut, ada benang merah yang mengaitkan kematian Castro dengan nasib Amerika Serikat.
Konon, Amerika Serikat akan mengalami kehancuran ekonomi menyusul meninggalnya Fidel Castro. Benarkah demikian?
3. Kebakaran Terkendali, PM Israel Berterima Kasih ke Palestina
Kebakaran hutan yang meluas mengenai perumahan di Haifa menjalar hingga ke wilayah Yerusalem dan Tepi Barat. Akibatnya, Israel kewalahan.
Perdana Menteri Israel sampai harus meminta bantuan Amerika Serikat dan Rusia untuk memadamkan api itu. Beberapa negara Eropa juga turun tangan, antara lain Italia, Cyprus, dan Kroasia.
Negara tetangga sekaligus yang kerap bersitegang, Palestina, pun turut membantu memadamkan api.
Tawaran Palestina ditanggapi positif Israel. Mereka membuka tangan lebar atas semua bantuan luar negeri.