Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah belum merasa puas dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) saat ini. Lantaran penyaluran KUR dianggap belum mendorong produktivitas.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mangatakan, keinginan pemerintah mendorong KUR ialah untuk mendorong produktivitas.
"KUR itu, Saya memang agak tidak puas perkembangannya. Walaupun pencapaiannya tidak jelek. Cuma ternyata untuk produksi itu tetap tidak banyak. Kita inginnya mimpinya KUR untuk membantu produksi," kata dia dalam acara Rakornas Kadin di Hotel Pullman Jakarta, Senin (28/11/2016).
Beberapa catatan yang masuk ke pemerintah terkait kurang efektifnya KUR dalam mendorong produktivitas. Di antaranya, ialah persoalan pola hidup penerima KUR seperti contoh di sektor pertanian.
Baca Juga
Advertisement
"Ada yang bilang desain KUR tidak terlalu pas dengan bagaimana sebenarnya ritme kehidupan petani. Bahwa dia waktu mau buka lahan tidak punya duit. Kalau ngurusnya lama nanti sudah terlambat dia pasti nyarinya rentenir tengkulak," jelas Darmin.
Melihat hal tersebut, Darmin mengatakan perlu adanya perbaikan dalam penyaluran KUR. Menurut Darmin, petani tidak hanya dihadapkan pada masalah saat produksi namun juga pasca produksi.
"Bukan hanya soal itu saja memang petani kalau panen harus keringkan padinya, kalau nggak keringkan busuk. Ini semua penuh dengan area dan poin-poin yang harus diperbaiki dirumuskan. Kita ingin kerjasama Kadin supaya ada yang ngrecokin kita kalau lupa," ungkap dia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, KUR saat ini masih banyak masuk ke sektor perdagangan. Oleh karena itu, perlu inovasi untuk mendorong penyaluran KUR di masing-masing sektor.
"Akses terhambat karena isu karakteristik KUR, kita mayoritas ke perdagangan. Ketika KUR masuk ke pertanian, peternakan, ini perlu inovasi sendiri. Karena ada karakterisk masa tunggunya," ujar Muliaman.