Liputan6.com, Bogor - Surni Puri (25) dan Ahsi Avei (27), pasangan suami istri di Bogor, Jawa Barat, yang tega menyiksa anaknya sendiri hingga tewas mengaku sadar saat menganiaya anaknya, Yeol Ghi Nichiardo (3).
Ahsi Avei (27), ayah korban, mengaku khilaf dan kini menyesal telah menghilangkan nyawa anak semata wayangnya itu.
Advertisement
"Saya menyesal. Saat mendorong anak, saya masih sadar," kata Avei, ditemui di Mapolres Bogor, Senin (28/11/2016).
Namun ketika ditanyakan apakah perbuatan yang dilakukannya karena stres, pria pengangguran ini berucap, "Anak saya bandel, tidak nurut."
Rasa penyesalan juga dirasakan Sari Puri, ibu yang turut serta menganiaya anaknya sejak dua bulan terakhir ini. Puri sering menangis di tahanan ketika teringat anaknya.
"Saya menyesal. Minta maaf," ucap Puri.
Hanya kata-kata itulah yang keluar dari mulut pasutri yang dikaruniai satu anak tersebut. Setelah itu, tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut mereka, dan hanya terdiam sambil menundukkan kepala.
Kapolres Bogor AKBP Andi Muhammad Dicki menjelaskan, pasutri itu menganiaya anak kandungnya sejak dua bulan lalu. Terakhir, pada 22 November 2016, korban harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka serius.
"Saat itu korban didorong ayahnya sampai kepalanya membentur tembok. Korban lalu terjatuh dan kepalanya membentur ujung kloset," kata Dicki.
Karena tidak sadarkan diri, pelaku membawa korban ke RS Sentra Medika Cibinong. Namun pada 25 November 2016, Yeol akhirnya meninggal dunia.
"Kami mendapat laporan adanya dugaan kekerasan anak dari keluarga korban. Setelah diselidiki dan meminta keterangan saksi, keduanya lalu kami tangkap," ujar dia.
Berdasarkan keterangan saksi pihak RS Sentra Medika dan diperkuat hasil autopsi ahli forensik RS Soekamto Kramatdjati, Jakarta, ditemukan adanya bekas luka dan memar di sekujur tubuh korban.
Polisi juga menyita barang bukti berupa baju dan hanger (gantungan baju) dari besi yang diduga untuk memukuli korban.
"Kedua orangtuanya pun telah mengakui perbuatannya, dan mereka sadar melakukan perbuatan itu," kata Dicki.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif pembunuhan seorang anak oleh kedua orangtuanya itu.
"Motif sementara yang mendasari mereka melakukan perbuatan tersebut karena anaknya susah diatur. Karena suaminya juga nganggur ditambah banyak utang, jadi emosian," kata Dicki.