Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan sudah menerima surat dari Fraksi Partai Golkar terkait pergantian Ketua DPR dari Ade Komarudin kembali kepada Setya Novanto. Bahkan sebelum surat masuk, komunikasi informal sudah dilakukan.
"Komunikasi informal ya kita lakukan. Ini pertimbangan yang diajukan Golkar itu dibahas dalam rapat pimpinan," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (28/11/2016).
Advertisement
Fahri menyebut alasan yang digunakan Fraksi Partai Golkar dikaitkan dengan kasus 'Papa Minta Saham' yang kala itu menyebabkan Setya Novanto mundur sebagai Ketua DPR.
"Terminologi yang dipakai itu terminologi pengembalian bukan pergantian. Jadi dikaitkan dengan peristiwa politik beberapa waktu lalu. Nah kebetulan di tengah jalan yang bersangkutan itu jadi Ketua Umum Golkar yang enggak ada rencana," papar dia.
Fahri mengatakan, saat itu Novanto merasa tertekan saat memutuskan mundur dari Ketua DPR. "Dia di-pressure terus mengundurkan diri, memang logika dia mengundurkan diri sendiri ya. MKD membuat surat ya kan, kemudian me-remind," ucap dia.
Fahri menyebut alasan itu nantinya yang akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan. Keputusan kembali atau tidaknya Novanto di kursi Ketua DPR akan diambil dalam rapat paripurna.
"Ini nanti yang akan ada pembahasan karena pertimbangan-pertimbangannya mestinya ada. Mungkin sih, saya belum lihat suratnya secara fisik, pada akhirnya paripurna yang akan memutuskan," tutur dia.
Bila sudah disahkan di rapat paripurna, lanjut Fahri, Setya Novanto akan dilantik kembali bersama pimpinan DPR lainnya. Jika terjadi penggantian kursi Ketua DPR, Fahri memastikan tidak akan ada perubahan formasi jajaran pimpinan DPR.
"Kalau formasi enggak bisa. Kalau mau mengubah formasi nanti saya kasih tahu caranya jangan sekarang," kata Fahri sambil bercanda.