Keluhan Pegawai Pajak untuk Sri Mulyani Soal Penangkapan KPK

Para pegawai di lingkungan Ditjen Pajak yang selama ini menjunjung nilai-nilai integritas dan kredibilitas.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Nov 2016, 20:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Penangkapan pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat dugaan kasus suap memicu kekecewaan banyak pihak, khususnya para pegawai di lingkungan Ditjen Pajak yang selama ini menjunjung nilai-nilai integritas dan kredibilitas. ‎Dari kasus tersebut, memunculkan curhatan dari pegawai pajak lain.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar, Misbakhun mengaku mendapat banyak keluhan atau curhatan dari teman-temannya yang merupakan pegawai pajak. Salah seorang pegawai pajak yang enggan disebutkan namanya menuliskan curahan hatinya merespons pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati soal kenaikan gaji 1.000 kali lipat pun tidak akan berpengaruh untuk orang-orang tamak.

Misbakhun membacakan keluhan tersebut di hadapan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja di Gedung DPR, Senin malam (28/11/2016). Misbakhun mengatakan, menurut teori Tipologi, korupsi ada dua, karena kebutuhan dan karena keserakahan. Sambungnya, cara paling efektif menghapus korupsi karena kebutuhan hidup dengan meningkatkan penghasilan.

"Tapi kalau korupsi karena keserakahan, mau gaji sampai nyundul langit pun tidak akan berpengaruh. ‎Kalau dibilang tidak usah menaikkan penghasilan aparat, karena tetap saja bakal korupsi, jelas itu sesat pikir," tegas Misbakhun.

Dia menegaskan, korupsi karena kebutuhan hidup di Ditjen Pajak sudah hampir tidak ada. Namun sebaliknya korupsi karena keserakahan, tidak ada yang bisa menjamin mengingat orang-orang serakah ada di mana-mana.

"Kalau dinaikkan gaji 1.000 kali lipat bagi orang yang tamak jelas tidak berpengaruh, tapi pasti berpengaruh bagi mayoritas yang tidak tamak. Jangankan dinaikkan 1.000 kali lipat, dinaikkan 100 kali lipat saja sudah banyak yang sujud syukur," terang dia.

Curhatan berlanjut, yang meminta kepada Sri Mulyani untuk tidak menghakimi seluruh pegawai Ditjen Pajak dengan stigma lalai, boros, dan tamak.

"Ibu boleh geram dengan oknum yang melukai Kemenkeu, tapi mengumbar hal itu di ruang publik dengan risiko pelintir, melukai hati kami. Jangan diumbar terus, ada KPK dan Hakim. Kami tidak minta dinaikkan gaji 1.000 kali lipat, tapi please, jangan tambah luka hati kami dengan tuduhan yang dilontarkan publik seolah kami sama dengan oknum itu," ucap Misbakhun menirukan curhatan pegawai pajak.

Mendengar hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, semua kecewa dengan perbuatan oknum tersebut. Akan tetapi, dia menegaskan, bahwa dirinya pernah menulis surat atau pesan yang menyatakan masih banyak pegawai pajak yang menjunjung tinggi integritas, profesionalitas demi negara ini.

"Saya sebagai Menkeu kecewa‎ dan terluka, tapi saya yakin 99,99 persen pegawai Kemenkeu baik, punya integritas. Tolong Pak Misbakhun tuliskan di grup Whatsapp teman-teman foto lagi tulisan saya itu, karena posisi saya tidak berubah," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani berjanji akan mengkaji tunjangan kinerja seluruh pegawai supaya terjadi keseimbangan. "Saya akan berjanji mengevaluasi peraturan tunjangan kinerja," pungkas dia. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya