Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai demokrasi di Indonesia saat ini sudah kebablasan. Akibatnya, banyak hal-hal negatif yang ditimbulkan. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mencontohkan, akibat kebablasan pejabat publik pun bisa salah mengeluarkan pernyataan.
Ia menyinggung pernyataan calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip ayat Alquran saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Akibat pernyataan itu, Ahok dilaporkan ke polisi dan kini menjadi tersangka kasus penistaan agama.
Advertisement
"Tapi alhamdulillah, Gubernur Ahok salah ngomong, bisa jadi pelajaran. Ke depan ngomong tidak boleh sebebas itu lagi," ujar Muhaimin saat membuka Halaqoh Ulama Rakyat di Hotel Best Western, Jakarta, Senin (28/11/2016).
Dampak lain dari demokrasi saat ini, lanjut dia, adalah mahalnya ongkos demokrasi. Cak Imin menyebut hanya orang berduit yang bisa mencalonkan diri dan terpilih menjadi bupati, wali kota dan gubernur.
"Apalagi kalau mau jadi calon gubernur di DKI, mimpi saja enggak boleh. Kalau enggak baik dengan pimpinan media enggak bakal dimuat. Tiap hari Ahok melulu beritanya, sampai akhirnya salah ngomong kan," ujar dia.
Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini pun meminta para kiai dan ulama yang hadir dalam acara tersebut untuk berdiskusi dan memberikan masukan kepada PKB mengenai sistem demokrasi di Indonesia. Nantinya, usulan yang disampaikan para ulama akan diperjuangkan oleh PKB.
"Umat Islam Indonesia butuh perhatian serius untuk didengar pikirannya. Kalau memang harus diamandemen ya amandemen kita pengaruhi Presiden, kita pengaruhi fraksi lain," tandas Cak Imin.