Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia memang sukses memastikan diri melaju ke semifinal Piala AFF 2016. Namun, ada satu hal yang masih jadi pekerjaan rumah, yakni rapuhnya lini belakang timnas selama fase grup.
Skuat Garuda memang terlihat cukup rapuh di belakang. Dalam tiga pertandingan, sudah ada tujuh gol yang bersarang. Artinya kalau dirata-ratakan, ada sekitar 2,3 gol yang bersarang di gawang Kurnia Meiga.
Baca Juga
Advertisement
Terlebih, pada semifinal leg perdana nanti, pasukan Alfred Riedl tak akan diperkuat dua bek tengahnya, yakni Yanto Basna dan Fachruddin Aryanto. Kehilangan keduanya tentu jadi lubang bagi timnas, terlebih pada nama terakhir.
Fachruddin sendiri memang jadi salah satu jantung di pertahanan Skuat Garuda. Buktinya, dia sukses jadi man of the match saat timnas melawan Filipina. Dalam laga itu, pemain Sriwijaya FC tersebut sukses melakukan 100 persen duel area, 14 clearance, dan dua kali menutup tendangan pemain Filipina.
Apalagi, lawan yang dihadapi adalah Vietnam yang tengah dalam performa bagus-bagusnya. Mereka juga punya pemain-pemain yang cepat, seperti gelandang Yokohama FC, Nguyen Tuan Ang, dan Nguyen Cong Phuong yag membela Mitto Holly Hock. Belum lagi, kejutan dari seorang Le Cong Vinh yang terbukti tokcer di Piala AFF 2016 ini dengan dua golnya.
Cari Komposisi Pas
Saat ini, Alfred Riedl, tentu tak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan pengganti yang pas di jantung pertahanan. Ada dua nama yang mencuat, yakni Manahati Lestusen, dan Gunawan Dwi Cahyo. Sebab, keduanya cukup memiliki jam terbang di level internasional.
Bila melihat aksinya di TSC 2016, kedua pemain ini juga cukup apik. Gunawan memiliki akurasi 65 persen tekel, sedang Manahati 69 persen. Ini tentu jadi modal bagi keduanya untuk berduet di lini pertahanan timnas.
Akan tetapi, ada satu pekerjaan rumah lainnya, yakni menyatukan visi serta pemahaman antar-keduanya. Sebab, mereka belum pernah sekalipun diturunkan secara bersama, dan juga di Piala AFF 2016.
Koordinasi dan komunikasi kembali jadi sorotan. Yanto Basna dan Fachruddin yang kerap dipasangkan saja masih sering salah komunikasi, tentu keduanya harus lebih kerja keras membangun chemistry.
I. Eka Setiawan