Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pengangkatan seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) disumpah atas nama Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pegawai Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak. Jika seseorang berkhianat, maka artinya orang itu melanggar sumpahnya dan melukai institusi.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat pelantikan dua pejabat Eselon II Ditjen Pajak usai heboh penangkapan pejabat pajak akibat dugaan kasus suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau dengar sumpah jabatan, itu sudah menggambarkan keseluruhan janji pada saat menerima jabatan tersebut. Tapi sumpah menjadi ironi pada saat ada pejabat Ditjen Pajak yang sangat nyata mengkhianati sumpahnya sendiri," tutur Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dalam sumpah jabatan sangat jelas dikatakan bahwa tidak boleh memberi atau menerima apapun yang berhubungan dengan pekerjaan. Sumpah itu diucapkan dengan berpegang pada kita suci, atas nama agama dan Tuhan yang dipercaya.
"Sumpah bukan di hadapan saya, tapi di hadapan Tuhan yang Anda percayai. Dan ingatlah bahwa Anda akan kembali pada Tuhan," tegasnya.
"Kalau Anda melanggar sumpah, bukan hanya melukai diri sendiri dan Tuhan, tapi juga institusi sebagai penjaga keuangan negara. Karena kita ingin menjadi institusi Kemenkeu yang menjaga integritas dan melayani," ucap dia.
Sri Mulyani berpesan kepada selurug pegawai di lingkungan Kemenkeu untuk terus menjaga nilai-nilai profesionalitas, integritas, komitmen, dan nilai baik lainnya supaya institusi ini dipercaya masyarakat. "Kalau tidak mempercayai dan menjalankan nilai-nilai itu, Anda tidak perlu di Kemenkeu," papar Sri Mulyani.