Liputan6.com, Havana - Ribuan warga Kuba berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, yang meninggal pada Jumat, 25 November di usia 90 tahun.
Antrean panjang berliku-liku terlihat di sekitar Revolution Square atau Alun-alun Revolusi di ibu kota Havana. Para pelayat membawa gambar mendiang pemimpin negara itu tengah memegang senapan.
Advertisement
Ini adalah acara peringatan publik pertama dalam masa berkabung sembilan hari setelah kematiannya. Periode itu akan berakhir setelah abu Fidel Castro dimakamkan di tempat peristirahatan terakhirnya pada Minggu, 4 Desember.
Abu Fidel Castro diperkirakan akan dipajang di Revolution Square, meski ada kemungkinan disimpan di tempat lain.
"Soul of Cuba"
Beberapa orang Kuba mengantre sejak sebelum fajar, memastikan diri menjadi orang pertama untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Fidel Castro.
Salah satu yang ikut serta dalam acara berkabung itu adalah ahli matematika berusia 53 tahun, Tania Jimenez. "Fidel adalah segalanya bagi kita, ia soul of this country (jiwa bagi negeri ini) yang memberikan segalanya, sepanjang hidupnya," ucapnya.
Castro berkuasa pada 1959 dan menjadi pemimpin dalam revolusi komunis.
"Pendukung mengatakan ia kembali Kuba untuk rakyatnya, yang memujinya atas beberapa program sosial, seperti kesehatan dan pendidikan masyarakat," jelas Tania.
Akan tetapi, kritikus menyebutnya seorang diktator, yang memimpin pemerintah yang tidak menoleransi oposisi dan perbedaan pendapat. Ia juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Pelayat Membludak
Sebuah potret Fidel Castro sebesar bangunan sembilan lantai menjulang, di antara para pelayat membludak yang antre memberikan penghormatan terakhir mereka. Banyak di antaranya membawa foto favorit mereka.
Tembakan peringatan sebanyak 21 kali ditembakkan untuk menandai awal dari peringatan periode berkabung publik di Havana dan Santiago de Cuba. Di tempat itulah Castro meluncurkan revolusi pada tahun 1953.
Suasana itu begitu kontras dengan kesunyian setelah pengumuman kematian Fidel Castro.
Peringatan terhadap mendiang Fidel Castro mengakibatkan pembatalan sejumlah konser dan acara olahraga. Ribuan orang diperkirakan akan menghadiri acara peringatan pada Senin dan Selasa (28-29 November) waktu Havana.
Para pejabat Kuba mengatakan bahwa pelayat akan menandatangani "sumpah untuk menaati konsep Revolusi Fidel Castro".
Revolution Square juga akan menjadi tempat penghormatan terakhir untuk Castro pada Selasa malam.
Presiden Bolivia Evo Morales dan pemimpin Ekuador Rafael Correa, sekutu dekat Kuba, telah mengonfirmasi kehadiran mereka. Bahkan Korea Utara juga akan mengirim delegasi ke negara pulau di Karibia itu.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memuji Fidel Castro sebagai "teman sejati dan setia Rusia" menyatakan tidak akan hadir.
Presiden AS terpilih Donald Trump, yang telah menyebut Castro "seorang diktator brutal", juga tak akan menghadirinya.
Dia mengancam untuk "mengakhiri" hubungan baik AS-Kuba di bawah pemerintahan Barack Obama, jika pemerintah Kuba tidak meningkatkan "kesepakatan" baru yang ditawarkan.
Pada Rabu 30 November, abu mendiang Fidel Castro akan memulai perjalanan sejauh 1.000 km ke Santiago de Cuba. Menapaki rute selama ia memimpin dalam revolusi Kuba.
Abunya akan dimakamkan pada Minggu, 4 Desember di pemakaman Kota Santa Ifigenia yang juga merupakan tempat peristirahatan Jose Marti -- pahlawan Kuba.