Liputan6.com, Jakarta - Pada Piala AFF 2016 ini, pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, kerap mencoba-coba formasi anyar di lini depan. Mulai dari menduetkan Boaz Solossa dengan Lerby Eliandry, sampai membiarkannya jadi striker tunggal di depan.
Baca Juga
Advertisement
Timnas tentu masih kehilangan sosok Irfan Bachdim yang cedera dua hari sebelum berangkat ke Filipina lalu. Sebab, Irfan merupakan tandem yang pas bagi Boaz di lini depan.
Hal itu terlihat, kala Boaz dan Irfan juga jadi aktor dari terciptanya enam gol timnas dalam laga uji coba sebelum Piala AFF 2016. Keduanya masing-masing menciptakan tiga gol dan satu assist bagi timnas Indonesia.
Semenjak tak diduetkan dengan Irfan, Boaz cukup klop kala bertandem dengan Lerby Eliandry. Keduanya punya peran masing-masing. Lerby bisa dibilang lebih berperan sebagai pengalih perhatian bek lawan.
Buktinya, semenjak diduetkan dengan Lerby, Boaz sukses mencetak dua gol untuk Skuat Garuda di babak penyisihan grup. Namun, situasinya berubah ketika dia diplot sendiri di depan kala Indonesia bertemu dengan Singapura di laga pamungkas Grup A.
Bukan Striker Murni
Tipikal Boaz yang memang sejatinya bukan striker murni memang kurang terlihat. Sebab, di klubnya, Persipura Jayapura, sang kapten juga lebih ditempatkan jadi striker bayangan.
Ada satu momen yang tercatat tepatnya pada menit ke-50, yakni terlihat Boaz berkali-kali harus menerima bola dari luar kotak penalti. Seharusnya Boaz menjadi target man. Namun, dia kerap harus mundur jauh ke bawah untuk cari bola, kemudian sesampainya di depan tak ada pemain yang membantunya.
Alhasil, Boaz tak mampu berbuat banyak dalam laga itu. Setelah Riedl memasukkan Ferdinand Sinaga, Boaz tampil lumayan nyaman. Dia akhirnya berhasil memberikan assist untuk Stefano Lilipaly. Dengan dua striker, perhatian bek lawan tentu menjadi terpecah, inilah yang dimanfaatkan oleh Boaz Solossa.
Tentu, menarik dinantikan apakah Riedl bakal kembali menduetkannya dengan striker lain. Konsekuensinya, Riedl harus mencadangkan salah satu dari tiga pemain tengahnya, antara Stefano Lilipaly, Evan Dimas, atau Bayu Pradana.
I. Eka Setiawan