Produksi Mobil Toyota di 4 Benua Anjlok, Kenapa?

Pada Oktober lalu, performa Toyota sedikit tergelincir, baik dalam hal produksi ataupun penjualan.

oleh Rio Apinino diperbarui 30 Nov 2016, 09:34 WIB
Pekerja saat menyelesaikan produksi mobil di pabrik Toyota, Jawa Barat (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Tokyo - Toyota Motor Corporation adalah pabrikan mobil terbesar di dunia saat ini. Meski begitu, tak berarti bisnis mereka selalu lancar. Buktinya dapat dilihat dari performa mereka Oktober lalu.

Dilaporkan responsejp.com, pada bulan ke-10 itu pabrikan Jepang tersebut sedikit tergelincir. Produksi secara globalnya misalkan, untuk dua bulan berturut-turut mengalami penurunan 7,3 persen menjadi 750.713 unit.

Produksi dalam negeri (di Jepang) mereka juga mengalami penurunan sebesar 6,1 persen, menjadi 260.426 unit. Akibatnya, ekspor dari Jepang ke negara lain juga turun. Penurunan mencapai 4,0 persen menjadi 156.058 unit.

Begitu pula produksi di Eropa, Australia, Asia, dan Afrika. Di empat benua itu produksi mereka turun hingga 7,9 persen menjadi 490.287. Disebutkan penurunan produksi ini disebabkan karena turunnya permintaan.

Secara penjualan, di dalam negeri, Toyota juga mengalami penurunan sebesar 1,9 persen menjadi 122.990 unit. Ada defisit antara total penjualan dan total produksi, dimana total penjualan lebih besar ketimbang produksinya.

Meski begitu, ada juga beberapa aspek dimana Toyota mengalami pertumbuhan positif. Misalnya, penjualan mobil mini mereka naik besar, 29,7 persen menjadi 2.896 unit. Pangsa pasar Toyota minus mobil mini juga naik 1,7 poin menjadi 49,4 persen.

Terakhir, divisi mobil mewah mereka, Lexus, mengalami penurunan penjualan sebesar 7,2 persen menjadi hanya 3.816 unit.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya