Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia kembali bisa swasembada pangan. Dengan segala potensi yang dimiliki Indonesia, Jokowi masih mengeluhkan beberapa produk pangan terpaksa impor.
"Jangan sampai jagung impor apa, buah impor, jagung masih impor, kedelai masih impor, garam masih impor, aduh. Masa tidak bisa kita untuk memproduksi itu," keluh Jokowi saat memberikan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Segala upaya terus dilakukan pemerintah agar para petani kembali bergairah menanam berbagai bahan pangan. Jokowi sampai harus turun ke lapangan menanyakan langsung alasan para petani enggan menanam.
Untuk jagung, para petani mengeluhkan murahnya harga jagung setelah dijual ke pasaran. Hal ini menyebabkan petani tidak dapat menutup ongkos produksi yang sudah dikeluarkan.
Baca Juga
Advertisement
Jokowi kemudian meminta menteri terkait untuk membuat formula agar para petani kembali bergairah menanam bahan pangan. Akhirnya ditetapkan harga terendah jagung Rp 2.700. Bila harga di bawah itu, Bulog wajib membeli jagung petani. Bila lebih silakan petani menjual ke manapun. Apalagi harganya sudah mencapai Rp 3.100.
"Alhamdulillah semuanya semangat nanam jagung tapi jangan semuanya jagung nanti produksi bludak harga jatuh hati-hati. Ini nanti yang mengembalikan Pak Menteri Pertanian hal seperti itu," ujar Jokowi.
Pemerintah pusat hingga ke daerah harus seiring sejalan dalam mewujudkan swasembada pangan. Seluruh elemen yang terkait harus bekerja bersama agar keinginan itu tercapai.
"Sumber daya alam kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan bisa bersaing dengan negara yang lain. Ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau, ada niat mau atau tidak mau. Kalau niat nya maunya juga kuat, kemauannya kuat rampung urusan-urusan seperti itu," ujar Jokowi. (Ahmad R/Ahm)