Penjelasan Ketua MUI soal Rujuk Nasional Usai Demo 2 Desember

‎Ma'aruf menyebut mungkin ada salah presepsi dari Jokowi mengenai Rujuk Nasional usai demo 2 Desember.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Nov 2016, 14:25 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir dalam acara Rujuk Nasional yang digagas pihaknya usai demo 2 Desember nanti.

Ma'ruf menjelaskan, Rujuk Nasional merupakan acara yang bertujuan untuk mengembalikan garis perjuangan bangsa setelah kasus dugaan penistaan agama menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"‎Itu maksudnya Rujuk Nasional. Di luar dari itu ada yang bilang anti-Pancasilais dan sebenarnya isu itu bisa diselesaikan dengan bermartabat dan rembuk nasional," kata Ma'ruf di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2016).

"MUI siap mengambil insiatif rujuk nasional," lanjut dia.

‎Ma'aruf menyebut mungkin ada salah presepsi dari Jokowi. Rujuk Nasional diadakan bukan karena ada perpecahan di tubuh bangsa, namun dimaksudkan agar warga negara kembali merujuk kepada dasar negara Indonesia.

"Mungkin Pak Presiden memahami Rujuk Nasional itu seperti kita ada berantem. Sebenarnya nggak. Rujuk Nasional itu kita kembali kepada komitmen kebangsaan," jelas Ma'ruf.

Sebab itu, Ma'aruf sangat berharap Jokowi hadir di kegiatan tersebut. Itu dimaksudkan agar tercipta komitmen bersama dan pemahaman nasional akan pentingnya keberagaman.

"Supaya kita punya kesepahaman yang sama. Supaya isu seperti ini diselesaikan secara martabat dan dengan duduk bersama melalui dialog nasional. Komitmen kita akan kenegaraan kita," pungkas Ma'ruf.

Sebelumnya, Jokowi memberi tanggapan soal Rujuk Nasional.

"Apa rujuk, yang berantem siapa? Lha wong kita enggak berantem, kok. Kita ingin mengingatkan kembali betapa kita ini beragam, betapa kita ini majemuk," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 29 November 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya