Ketua MUI Sebut Demo Buruh Bukan Bagian Aksi Damai 2 Desember

GNPF MUI tidak punya urusan dengan massa aksi lain jika ada yang turun ke jalan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Nov 2016, 16:44 WIB
Ketua Umum MUI Pusat, Maruf Amin memberi keterangan terkait polemik ucapan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, Kamis (13/10). Ia meminta masyarakat tetap tenang menyikapi hal tersebut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menyatakan bahwa pihaknya berada dalam satu mandat dengan keputusan bersama Kapolri Jendral Tito Karnavian. Selain aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember nanti agar tidak ada lagi orasi atau pun unjuk rasa lain di sekitar Istana Kepresidenan.

Sebab, aksi super damai ini beragendakan dzikir dan doa bersama, dengan lokasi yang disepakati yakni di Monumen Nasional atau Monas.

"‎Kita sudah mengambil sikap dan memprakarsai bahwa demo dilakukan di Monas dan dari Polri melarang adanya salat Jumat di jalan. Dan tidak ada orasi di jalan dan disepakati di Monas," tutur Ma'ruf di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2016).

Ma'ruf juga menegaskan, GNPF MUI tidak punya urusan dengan massa aksi lain jika ada yang turun ke jalan. Pihak kepolisian juga akan menindak para pelaku provokasi yang menodai aksi super damai nanti.

"Dari kesepakatan kemarin, (massa aksi lain) itu di luar tanggungjawab GNPF MUI dan itu kewenangan Polri untuk menindak mereka kalau melakukan kerusuhan‎," jelas Ma'ruf.

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memastikan ikut melakukan aksi  pada 2 Desember 2016 mendatang. Berbeda dengan GNPF MUI yang berdzikir dan doa bersama, para buruh nantinya akan menggelar longmarch dan orasi di depan Istana Negara.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya