Anak Jenderal Sudirman hingga Seniman Gaungkan Nusantara Bersatu

Apel Bhinneka Tunggal Ika Nusantara Bersatu berlangsung di berbagai daerah di Tanah Air.

oleh Fajar AbroriYanuar HSwitzy Sabandar diperbarui 30 Nov 2016, 19:52 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta menggelar apel Bhinneka Tunggal Ika Nusantara Bersatu di Monumen Serangan Umum Satu Maret, Kota Yogyakarta. Salah satu tokoh yang hadir dalam aksi ini adalah Muhammad Teguh Sudirman, anak pahlawan Jenderal Sudirman.

Dalam orasinya saat Apel Nusantara Bersatu, putra bungsu Jenderal Sudirman itu meminta agar rakyat Indonesia khususnya generasi muda dapat menghargai para pahlawan dengan meniru semangat para pahlawan. Sebab, para pahlawan inilah yang mendirikan dan mempertahankan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Karena itu, Indonesia harus bersatu.

"Jangan terprovokasi oleh siapa pun dan terpecah belah oleh siapa pun. Seperti lidi kalau satu tidak bisa untuk menyapu, tapi kalau bersatu bisa untuk menyapu," ucap dia, Rabu (30/11/2016).

Sementara itu, Ketua Umum Aksi Bhinneka Tunggal Ika Nusantara Bersatu Widhihasto Wasana Putra atau HAsto mengatakan, aksi ini diikuti 100 elemen di seluruh Yogyakarta. Setiap kabupaten/kota menampilkan ide tentang kebinekaan.

Menurut dia yang istimewa adalah waktu persiapan yang mepet untuk mengumpulkan ribuan orang di Monumen Serangan Umum Satu Maret. "Waktunya untuk acara ini hanya tujuh hari. Tapi, jangankan tujuh hari tujuh jam atau tujuh menit, kita siap untuk Indonesia," ujar dia.

Hasto mengatakan dalam acara ini ia juga membacakan ikrar kebangsaan. Dalam ikrar itu menyatakan untuk setia dalam ideologi Pancasila sebagai dasar negara RI. Selain itu menyatakan siap untuk menjadi agen perdamaian agama spurerti dalam Undang-Undang Dasar 1945.

"Kami rakyat Indonesia untuk mengutamakan hormat-menghormati dan mengutamakan sikap toleransi dengan sesama warga bangsa lain yang beragam dan suku adat istiadat dan agama sebagaimana semangat terkandung Bhinneka Tunggal Ika," ujar Hasto.


Dari Jogja untuk Indonesia

Sementara di Kota Yogyakarta, ribuan orang mengikuti aksi Bhinneka Tunggal Ika Nusantara Bersatu di kawasan Malioboro. Aksi yang dimulai sejak Rabu pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB ini membuat Jalan Malioboro sempat ditutup.

Aksi ini diikuti dari berbagai elemen mulai dari organisasi sosial kemasyarakatan, ormas kepemudaan, pejuang veteran, rohaniwan lintas iman, mahasiswa penghuni asrama daerah, kelompok Bregada Rakyat, hingga seniman. Dalam aksi ini mereka mengenakan ikat kepala merah putih.

Koordinator Seniman Yogya Totok Buchori mengatakan, perupa prihatin dengan isu dan berita yang tidak enak dilihat. Sementara perupa punya perasaan yang mendalam tentang keindahan, sehingga seniman ikut andil agar jangan sampai Indonesia kaos. Terutama, Yogya yang menjadi tempat tinggal berbagai etnis ataupun suku.

"Perupa ikut mangayubagyo dengan Nusantra Bersatu ini. Perupa juga cinta Indonesia. Jogja jadi Indonesia kecil. Dengan bahasa rupa ini mengingatkan bahwa bersatu itu lebih indah. Dari Jogja untuk Indonesia," ujar dia di Titik Nol Kilometer Malioboro, Rabu (30/11/2016).

Sejumlah seniman turut memeriahkan apel Bhinneka Tunggal Ika Nusantara Bersatu di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Totok mengatakan dalam aksi ini diikuti oleh 100 seniman yang melukis di atas kain sanjang, seratus meter. Para pelukis ini melukis dengan tema Kebinekaan Nusantara Bersatu. Nantinya, hasil lukisan juga akan dipamerkan. Dalam aksi bini para perupa yang terlibat di antaranya adalah Widarsono Bambang, Kelik Yulianto, Antok Gimbal, Joko Timun, Ali Gopang, Susanto Nuryo, dan Mahyar.

"Ini tidak full colour, hanya sketsa sederhana. Nanti dipilih di satu tempat, lalu seniman buat karya lagi temanya kebinekaan," tutur dia.

Sementara itu, seniman Jogja Widarsono mengatakan aksi ini menyikapi indikasi perpecahan yang ada di Indonesia belakangan ini. Perupa itu berada di wilayah netral, namun seniman harus berpihak kepada keharmonisan. Oleh sebab itu seniman ikut andil dalam perubahan seperti saat ini.

"Seniman itu sebenarnya dia tidak menyuarakan pihak mana pun. Sebenarnya dia hanya menyuarakan pihak harmonis. Seniman di wilayah netral tanpa keberpihakan selain keindahan," uja dia.

Adapun aksi ini diawali dengan longmarch dari parkiran Taman Abu Bakar Ali menuju ke Titik Nol Jogja. Berbagai elemen berjalan kaki menuju Titik Nol dengan menggunakan bendera Merah Putih.

Berbagai elemen mengeluarkan potensinya masing-masing. Sementara barisan depan diawali kelompok marching band dan diikuti dari elemen berbagai agama. Mereka berjalan sembari berpegangan tangan sebagai simbol kebersamaan.


Doa Para Kiai

Sementara itu, Kapolda DIY Brigjen Ahmad Dofiri merasa tenteram karena sudah didoakan oleh para ulama dalam tablig akbar yang diikuti ribuan orang di Sportorium (GOR) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta, Rabu (30/11/2016).

"Kapolda baru didoakan oleh para kiai jadi tidak akan macam-macam," ujar dia disambut tawa jemaah.

Ia mengaku sebenarnya yang memberi sambutan adalah danrem setempat. Namun, dalam kesempatan itu diberikan kepada dirinya karena merupakan pejabat baru di Jogja. Ahmad baru dilantik menjadi Kapolda DIY pada Sabtu, 26 November lalu, dan masuk kerja pada awal pekan ini.

"Katanya biar saya sekalian berkenalan dengan masyarakat," ucap Ahmad.

Dalam sambutannya, Ahmad meminta masyarakat untuk menjaga keharmonisan di dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, Bhinneka Tunggal Ika memandang perbedaan sebagai suatu hal yang membentuk harmoni.

Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri menghadiri tablig akbar di GOR UNY, Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Ia mengutip perkataan seorang kiai, cinta tanah air merupakan sebagian dari iman. Ia mencontohkan, negara-negara Timur Tengah terlibat perang dan berantakan, padahal sebagian besar penduduknya adalah muslim karena tidak ada kecintaan terhadap negara.

Ribuan orang yang terdiri dari unsur TNI/Polri, birokrat, pemuka agama, serta masyarakat mengikuti tablig akbar di GOR UNY, Rabu (30/11/2016) siang. Perhelatan yang diusung oleh Polda DIY itu sebagai bentuk antisipasi dan langkah preventif kegiatan Aksi Damai Bela Islam jilid III. Sebab, pada aksi jilid II yang digelar 4 November lalu di Jakarta, berakhir ricuh.

"Kami merasa perlu melakukan langkah-langkah preventif guna mencegah terulang kembali pengerahan massa ke Istana," ujar Kombes Pol Ani Pudjiastuti selaku Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY dalam siaran persnya.

Ia menuturkan kegiatan ini bersifat proaktif serta membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap keamanan ketertiban masyarakat. Ani mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini adalah supaya masyarakat dapat bersama-sama menjaga keutuhan NKRI sekaligus mengayomi dan melindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk saling hujat.

"Jangan sampai terbawa arus, tablig akbar berdoa dari Yogyakarta untuk Indonesia, atau doa bersama untuk keutuhan NKRI," ujar dia.

Kegiatan ini, tutur dia, diisi dengan pembacaan Alquran dan mujahadah oleh Gus Najib, doa dari beberapa pimpinan pondok pesantren, dan tausiah oleh KH Syarif Rahman.


Masyarakat Diimbau Merawat Kebinekaan

Tak hanya Yogyakarta. Apel Nusantara Bersatu juga dihelat di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama merawat kebinekaan sebagai upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kita harus bersama-sama mempertahankan Indonesia, baik dari agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, atau Hindu dan sebagai anak bangsa kita wajib saling menghormati, bukan saling memaki serta memprovokasi," kata Ganjar di Semarang, Rabu (30/11/2016), seperti dilansir Antara.

Hal tersebut dikatakan Ganjar ketika menyampaikan narasi kebangsaan di hadapan ribuan orang yang menghadiri Apel Nusantara Bersatu di Lapangan Pancasila, Semarang. Ganjar mengatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan keluarga, meskipun berbeda suku, agama, ras, dan latar belakang.

"Kita menyayangi keluarga kita, kita tidak pernah akan membiarkan keluarga kita disakiti, maka jangan biarkan ada yang mencederai Indonesia," ujar dia.

Masyarakat juga diajak merawat Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara agar bisa hidup dengan rukun, damai, bersatu, serta sejahtera.

"Kita harus pertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan Jateng harus menjadi benteng Pancasila serta paku kebinekaan," kata dia.

Sebelum mengakhiri narasi kebangsaannya, Ganjar menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat yang hadir pada Apel Nusantar Bersatu. Berbagai pertunjukan seni dan hiburan ditampilkan dalam kegiatan yang mengangkat tema "Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita Bersama, Bhinneka Tunggal Ika".


Kirab Nusantara Bersatu

Di Kota Solo, Jawa Tengah, berbagai pihak pun menggelar cara menarik untuk merajut kedamaian menjelang demo 2 Desember 2016. Sekitar 6.000 warga Solo dan petugas TNI/Polri mengikuti apel Nusantara Bersatu serta kirab dengan mengenakan ikat kepala berwarna merah putih.

Apel Nusantara Bersatu yang diikuti ribuan anggota massa dari berbagai ormas, etnis, suku petugas keamanan hingga karyawan pabrik itu dipusatkan di Lapangan Kota Barat, Solo, Rabu (30/11/2016). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wali Kota Solo, Danrem Warastratama, Dandim Solo, Kapolresta Solo, serta para pemuka agama.

Para peserta apel yang hadir diwajibkan untuk memasang ikat kepala berupa kain berwarna merah putih. Peserta Apel Nusantara Bersatu dari kalangan satuan TNI/Polri juga mengenakan ikat kepala tersebut, sehingga baret yang menandakan masing-masing asal satuan dilepas.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan Apel Nusantara Bersatu digelar untuk merajut dan mempertahankan, serta menunjukkan kebhinekaan dan kemajukan yang begitu indah di Indonesia.

"Merawat kebinekaan merupakan bagian dari tugas kita semua sebagai pengisi kemerdekan dengan berbagai macam golongan, suku dan agama," kata dia.

Untuk itu, Wali Kota yang akrab disapa Rudy itu pun mengatakan kepada masyarakat Solo untuk berpedoman kepada empat pilar, yakni Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi, UUD 45 sebagai konstitusi negara, NKRI harga mati dan Bhinneka Tunggal Ika itulah merupakan rumah besar dari NKRI.

"Kita semua harus berpedoman terhadap empat pilar itu. Kita jaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia," ia menegaskan.

Sementara itu, terkait pemakaian ikat kepala merah putih, Rudy menjelaskan bahwa kain ikat kepala tersebut disesuaikan dengan bendera NKRI. Dengan ikat kepala tersebut diharapkan hati dan pikiran serta tenaga diperuntukkan untuk negara tercinta ini.

"Semua yang mengikuti apel dan kirab ini mengenakan ikat kepala berwarna merah putih. Diharapkan semangat komitmen bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan terus dijaga," ujar dia.

Untuk menjaga semangat kebersamaan tersebut juga ditandai dengan penandatanganan oleh para pemuka agama. Setelah itu, para pemuka agama serta Muspida secara bersama-sama melepas burung merpati putih ke udara sebagai simbol kebersamaan.

Setelah apel upacara selesai, kemudian acara dilanjutkan dengan kirab. Ribuan peserta mengikuti kirab yang berjarak empat kilometer dengan berjalan kaki dari Lapangan Kota Barat menuju halaman Balai Kota Solo.


Jaga Keutuhan NKRI

Sementara di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Wakil Bupati (Wabup) Ahmad Edi Susanto mengajak seluruh warga menjaga keutuhan NKRI.

"Kegiatan ini sebagai wujud komitmen bersama untuk menjaga keutuhan NKRI juga untuk menjaga kondusivitas Kabupaten Cilacap," kata dia di Cilacap, Rabu (30/11/2016), seperti dilansir Antara.

Wabup mengatakan hal itu saat menyampaikan orasi kebangsaan dalam kegiatan "Nusantara Bersatu, Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita Bersama, Bhinneka Tunggal Ika" di Alun-alun Cilacap.

Dia juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Cilacap untuk terus bergandengan tangan dan bahu-membahu menjaga kerukunan serta menolak provokasi yang dapat mengganggu stabilitas bangsa.

"Jaga keutuhan NKRI. NKRI harga mati," ucap dia.

Selain orasi kebangsaan oleh Wabup Cilacap, kegiatan tersebut juga diisi dengan orasi-orasi yang disampaikan perwakilan tokoh masyarakat, pembacaan puisi, membacakan lagu perjuangan, tari-tarian, dan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin tokoh dari masing-masing agama secara bergantian.

Ia mengatakan pula, kegiatan tersebut digelar dalam rangka Nusantara Bersatu. "Dengan suasana kondusif dan damai, pembangunan akan berjalan dengan baik," kata Pelaksana Tugas Bupati Cilacap itu.

Terkait rencana aksi damai tanggal 2 Desember 2016, dia mengimbau masyarakat Cilacap tidak berbondong-bondong ke Jakarta untuk berunjuk rasa.

Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer 0703/Cilacap Letnan Kolonel Infanteri Ferdial Lubis mengatakan pihaknya mendukung dan memfasilitasi kegiatan Nusantara Bersatu yang digelar Pemerintah Kabupaten Cilacap.

"Ini menunjukan bahwa masyarakat Cilacap solid pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, kita yakin bahwa bangsa ini tetap utuh dan kokoh," ujar dia.

Dia mengakui Apel Nusantara Bersatu juga dalam rangka mengantisipasi demo 2 Desember. Menurut dia, masyarakat Cilacap tidak terpengaruh oleh aksi damai itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya