Wanita Ini Raup Rp 20 Juta per Bulan dari Bisnis Miniatur

Pemilik sekaligus pelaku usaha miniatur kuningan Walidi Craft ini dulunya justru ingin seperti kebanyakan orang yang bisa bekerja di kantor

oleh Dhita Koesno diperbarui 01 Des 2016, 08:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang pengusaha sebenarnya bukanlah cita-cita Fransisca Riyas (29). Pemilik sekaligus pelaku usaha miniatur kuningan Walidi Craft ini dulunya justru ingin seperti kebanyakan orang yang bisa bekerja kantoran.

“Sebenarnya kalau dulu saya sih inginnya bekerja kantoran jika lulus sekolah, tapi kan waktu itu bapak meninggal, saya belum selesai kuliah. Jadinya karena nggak ada yang bisa melanjutkan usaha ya udah saya yang melanjutkan, apalagi adik-adik saya karena masih sekolah,” kata Fransisca kepada Liputan6.com ketika ditemui di kediamannya di Jl. Gajah Mada Pujowinatan, Pakualaman, Yogyakarta seperti ditulis Kamis (1/12/2016).

Usaha kerajinan kuningan yang dirintis anak sulung dari empat bersaudara ini merupakan usaha turun-temurun. Usaha ini berjalan sejak tahun 1947 dan saat ini dirinya merupakan generasi ke-4 yang diwarisi untuk melanjutkan.

“Saya merupakan turunan keempat, jadi usaha ini dulu yang dirikan kakek buyut saya. Sudah lama sekali, tapi mulai aktif berdirinya di tahun 1980an, dan untuk merambah ke miniaturnya itu sejak tahun 1998. Sebelumnya hanya usaha membuat lonceng gereja dari kuningan,” jelasnya.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 10 Maret 1987 ini menyatakan meski pernah mengalami pasang surut, dirinya selalu optimistis bahwa usahanya tetap bisa berjalan dan penjualan ke konsumen tetap lancar.

“Kalau usaha yah pasti ada pasang surutnya, karena usaha ini ramainya biasa pas liburan aja kayak idul fitri sama akhir tahun, tapi ya kalau bulan-bulan biasanya ya kami tetap standar saja penjualannya, dan kalau saya menghadapi kendala usaha paling komunikasinya tetap harus lancar sama customer, jadi ya saya tetap pegang kendali menghubungi mereka, sering-sering kontrol, itu yang buat usaha ini bisa tetap berjalan,” jelasnya.

Penyuka segala jenis makanan ini mengatakan, saat ini tempat usahanya hanya spesifik mengerjakan kerajinan miniatur dan kuningan seperti becak, sepeda, motor dan andong sementara untuk kuningan seperti tempat lilin dan alat-alat gereja.

“Kalau kuningan, biasa dipesan sama gereja-gereja dan dari Bali, karena ada alat-alat ibadahnya seperti tempat air suci, tapi kadang pasar seperti di Bringharjo juga sering pesan,” katanya.

Wanita Ini Raup Rp 20 Juta per Bulan dari Bisnis Miniatur (Dhita Koesno)


Sementara untuk miniatur kendaraan, tambah Fransisca, produknya ini sudah merambah pasar internasional.

“Ekspor sudah sering, tapi yang paling rutin itu miniatur sepeda, kita kirim ke Singapura dan Belanda, biasanya banyak peminat untuk miniatur sepeda. Tapi pernah juga kirim ke Italia sama Amerika,” terangnya.

Saat ditanya omzet per bulan yang dihasilkan dari usaha ini, Fransisca mengatakan tidak bisa memastikan, namun rata-rata bisa mencapai Rp 20 juta per bulan.

“Ya sekitar Rp 20 juta per bulan, tapi ya memang tidak bisa dipastikan, beberapa bulan ini justru sepi ya paling minimal pernah Rp 5 juta, karena memang produksi sesuai pesanan saja. Rata-rata setiap bulan ya rutinnya untuk becak sekitar 25 pieces semuanya, tapi kalau miniatur sepeda bisa buat 200-an pieces, kalau kuningan yang untuk air suci, biasa tergantung pesanan dan kayak mau natal, jadi saya berani stoknya pas hari-hari besar aja,” kata dia.

Untuk harga, Walidi Craft menjual miniatur mulai dari harga Rp 40 ribu hingga Rp 300 ribu, sedangkan lonceng kuningan dijual seharga Rp 5 ribu sampai Rp 5 juta.

Dibantu 5 orang pekerja, Fransisca mengaku sangat menyukai aktivitas ini dan jika mendapat masalah dengan usahanya tersebut dia akan berusaha santai menghadapinya.

“Ya saya santai saja menjalani ini semua, misalnya pun ada masalah nggak mau terlalu dipikirkan, karena masih ada hal lain yang bisa saya kerjakan, mungkin saya berusaha mencari solusinya, seperti apa yang buat pendapatan menurun terus saya cari cara gimana untuk menaikkannya lagi,” tuturnya.

Fransisca mengatakan, meski usahanya terkadang sepi, kehadiran media sosial sangat membantu dalam memasarkan produknya.

“Saya nggak apa-apa sih selama pas pasaran sepi, tapi terbantu dengan asongan, dan terbantu juga ada online shop. Jadi orang mau promo punya saya ya monggo mau memasarkan dan saya memberi kesempatan kalau ada temen-temen yang mau masarkan lewat online shop dan medsos. Justru sekarang banyak dan dibantu temen-temen juga, karena kalau saya waktunya udah nggak ada buat ngurusin hal-hal begitu,” katanya, dan yang pasti usaha ini tetap ada perputarannya,” pungkas Fransisca.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya