Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak seketika menjadi AIDS. Saat awal terinfeksi HIV memang nampak seperti biasa saja, tapi di tahun-tahun berikutnya sudah memperlihatkan gejala.
Berikut tahapan perjalanan seseorang terinfeksi HIV lalu menjadi AIDS tanpa terapi antiretroviral (ARV) seperti diungkap dalam leaflet Yayasan AIDS Indonesia, ditulis Rabu (30/11/2016).
Tahap pertama
Tahap mulai terinfeksi HIV, seseorang terlihat sehat saja. Belum ada tanda-tanda penurunan kesehatan yang jelas. Walau nampak sehat, tapi orang yang terinfeksi HIV ini bisa menularkan virus ke orang lain.
Penularan bisa melalui perpindahan darah, cairan sperma dan cairan vagina dari orang dengan HIV ke orang lain. Selain itu, bisa juga dari ibu hamil dengan HIV menularkan kepada janin melalui plasenta atau pada saat persalinan.
Baca Juga
Advertisement
Tahap kedua
Memasuki tahun kelima hingga kedelapan gejala mulai nampak. Seperti berat badan turun drastis, cepat dan sering merasa lelah, sering demam disertai keringat dingin tanpa sebab jelas. Ada juga yang mengalami pembengkakan kelanjar di sekitar leher, ketiak, lipatan pah tanpa sebab jelas.
Tahap ketiga
Memasuki tahun kedelapan hingga kesepuluh mulai masuk ke tahap Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Sistem kekebalan tubuh sudah menurun dan tidak ada lagi perlawanan terhadap penyakit. Bahkan penyakit yang tidak berbahaya sekalipun bisa menjadi mematikan.
Tahapan keempat
Meninggal dunia karena infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang mengambil kesempatan dari kelemahan sistem kekebalan tubuh.
Namun perlu ditekankan perjalanan penyakit ini terjadi bila tidak menggunakan terapi antiretroviral (ARV). Bila mengonsumsi ARV, kemungkinan tidak mengalami infeksi oportunistik dan terkena AIDS. Keadaan baik ini hanya akan berlaku bila mengonsumsi ARV dengan kepatuhan seperti mengutip laman Spiritia.