Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,47 persen pada November 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-November) mencapai 2,59 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, inflasi tahun ke tahun tercatat 3,58 persen. "Masih dalam interval target Bank Indonesia dan pemerintah," ujar dia, di kantor BPS, Kamis (1/12/2016).
Ia menuturkan, dari 82 kota yang disurvei BPS, 78 kota alami inflasi dan empat kota alami deflasi. "Tertinggi di Manado 2,86 persen dan terendah di Singkawang 0,05 persen. Deflasi tertinggi di Bau-Bau 1,54 persen," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Sasmito mengatakan, Manado alami inflasi tertinggi didorong kenaikan harga sayuran antara lain tomat, sayur, cabai. "Lagi mahal semua harganya. Bikin sambal dabu-dabu," kata dia.
Ia mengakui, inflasi November 2016 tercatat cukup lebih tinggi ketimbang inflasi dari tiga bulan terakhir. Inflasi November relatif tinggi itu disumbangkan antara lain dari bahan makanan, cabai rawit merah sebesar 0,36 persen.
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sumbangkan kontribusi inflasi 0,05 persen. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan inflasi 0,04 persen.
Sasmito menuturkan, lantaran ada kenaikan sewa rumah.Sedangkan kontribusi inflasi November 2016 dari kesehatan sebesar 0,01 persen, dan transportasi, komunikasi, serta jasa keuangan mencapai 0,01 persen.
Meski demikian, ia mengharapkan inflasi masih terjaga meski akan hadapi Natal dan Tahun Baru.
"Secara year on year 2016 selalu lebih rendah dibanding 2015. Mudah-mudahan bertahan terus hingga Desember. Karena perlu diwaspadai Natal dan Tahun Baru," ujar Sasmito.
(Fik/Ahm)