Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memperkirakan inflasi akan berada pada rentang 3 persen sampai 3,1 persen di akhir 2016. Proyeksi tersebut lebih rendah dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 4 persen.
"Ini kan inflasi baru 2,59 persen dari Januari-November 2016. Akhir tahun dugaan saya antara 3 persen-3,1 persen atau lebih kecil dari tahun lalu," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Darmin menjelaskan, inflasi bulan kesebelas ini 0,47 persen terpicu faktor musim kemarau basah sehingga mengerek harga bahan pangan.
Baca Juga
Advertisement
"Tapi sebenarnya bukan pada beras, tapi cabai, sayur, dan jagung yang mengalami kenaikan harga walaupun tidak banyak," ucap Darmin.
Terkait inflasi inti 3,07 persen yang merupakan terendah sepanjang pencatatan inflasi BPS sejak 2004, menurut Darmin, penyebabnya karena faktor perdagangan dunia yang melambat.
"Jadi barang-barang yang mau diekspor ke luar negeri susah, sehingga membuat inflasi yang di dalam melambat. Ekspor dan perdagangan dunia melambat, jadi barang kita tidak mudah menembus pasar luar negeri," tandas dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,47 persen pada November 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-November) mencapai 2,59 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, inflasi tahun ke tahun tercatat 3,58 persen. "Masih dalam interval target Bank Indonesia dan pemerintah," ujar dia, di kantor BPS, Kamis (1/12/2016).
Ia menuturkan, dari 82 kota tersebut, 78 kota alami inflasi dan empat kota alami deflasi. "Tertinggi di Manado 2,86 persen dan terendah di Singkawang 0,05 persen. Deflasi tertinggi di Bau-Bau 1,54 persen," ujar dia.(Fik/Nrm)
