Polisi Kawal Titik Keberangkatan Peserta Demo 2 Desember

Di Bandung, misalnya, sekitar 9.330 orang akan berangkat malam ini untuk menghadiri demo 2 Desember.

oleh Switzy SabandarArya Prakasa diperbarui 01 Des 2016, 23:03 WIB

Liputan6.com, Bandung - Berbagai organisasi masyarakat (ormas) dan umat Islam dari Kota Bandung, Jawa Barat akan bertolak ke Jakarta dalam rangka demo 2 Desember. Massa diperkirakan akan berangkat dari berbagai Kota Bandung.

"Sekitar 9.330 orang dari berbagai ormas umat Islam di Bandung akan berangkat malam nanti. Titik kumpul ada 11 yang tersebar di Kota Bandung," ucap Kasubag Humas Polrestabes Bandung, Kompol Reny Marthaliana, saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Kamis (1/12/2016).

Reny menyebutkan titik keberangkatan di Bandung, yakni di Pusdai, Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Jabar, KPUB Kota Bandung, Garis Kota Bandung, PUI Kota Bandung, Muhammadiyah Jabar, DPW FPI Kota Bandung, KAMMI Jabar, Jalan Cijagra, Jalan Taman Citarum, Ponpes Darut Tauhid dan Persis.

"Jumlah bus yang telah tersedia dan akan berangkat ada sekitar 115 unit dan tiga unit mobil pribadi," ujar Reny.

Reny menyebutkan, jumlah personel yang akan diterjunkan dari tim gabungan dari TNI, Polri, dan instansi terkait sekira 1.992 personel. Tim tersebut akan disebar di seluruh titik keberangkatan dan jalur menuju Ibu Kota.

Menurut Reny, waktu keberangkatan para peserta demo 2 Desember ke Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB. Namun hal ini masih dalam pantauan pihak kepolisian.

"Dari Polrestabes itu ada 1.327 dibantu dari Polda Jabar 370, TNI itu ada 100 dan instansi lain ada sekitar 150 personel. Ada yang tengah malam ada juga subuh seperti waktu tanggal 4 November kemarin. Seluruh personel juga kita tempatkan di seluruh pintu masuk tol yang ada di Kota Bandung," tutur dia.


Polisi Periksa Kendaraan Rombongan Asal Semarang

Sementara di Semarang, Jawa Tengah, aparat polrestabes setempat memeriksa semua kendaraan yang digunakan untuk mengangkut massa yang akan mengikuti demo 2 Desember di Jakarta.

Razia simpatik tersebut dilakukan di sekitar Terminal Mangkang, Semarang, yang merupakan perbatasan antara Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seni Aji mengatakan, razia ini hanya untuk memastikan kelayakan kendaraan yang digunakan.

"Giat operasi simpatik, bukan untuk melarang," kata dia di Semarang, Kamis (1/12/2016), seperti dilansir Antara.

Menurut dia, kegiatan ini menyasar pada bus dan mobil yang digunakan rombongan. Pemeriksaan meliputi terhadap pengemudi, kelayakan kendaraan serta barang bawaan para penumpang.

Abiyoso mengatakan, cukup banyak rombongan yang melintas Kota Semarang menuju Jakarta, seperti dari dari wilayah Jawa Timur, Yogyakarta, juga dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Terdapat 300 personel yang diterjunkan untuk razia simpatik ini. "Dibagi dua shif, sudah digelar sejak kemarin. Rencananya digelar sampai Jumat (2 Desember 2016)," Kapolrestabes Semarang itu memungkasi.


Rombongan Yogya Siap Gelar Aksi Super Damai

Selain di Bandung dan Semarang, rombongan peserta demo 2 Desember juga berangkat dari Yogyakarta. Sekitar 400 orang yang tergabung dalam Laskar Fastabiqul Khairot DIY berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi damai 2 Desember.

Pantauan Liputan6.com, Kamis (1/12/2016), mereka berkumpul di masjid Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Gedongkuning, Yogyakarta dengan mengendarai tujuh bus dan sejumlah mobil pribadi. Dalam pengarahan yang dilakukan sebelum keberangkatan, mereka berjanji menggelar aksi super damai.

Mereka dilepas Ketua PWM DIY Gita Danu Pranata. Secara pribadi, ia mendukung aksi yang dilakukan oleh para simpatisan Muhammadiyah karena terharu dengan semangat para mujahidin.

"Mereka berangkat dengan biaya sendiri jadi kalau ada yang mengatakan ada yang membiayai itu fitnah, saya mengapresiasi kekuatan besar ini," ujar dia.

Ia mengungkapkan, imbauan dari PP Muhammadiyah, secara organisasi tidak mengirim orang untuk berangkat ke Jakarta. Dengan demikian, mereka tidak diperbolehkan memakai atribut Muhammadiyah karena tidak resmi menggunakan nama ormas tersebut.

"PWM juga tidak memberikan biaya, namun di sini lebih memfasilitasi dengan menyediakan tempat kumpul untuk berangkat daripada ikut ke mana-mana," ucap dia.

Terlebih, tutur dia, simpatisan Muhammadiyah sudah terbiasa dengan organisasi yang rapi, sehingga bisa ditunjukkan dengan kedamaian.

Sehari sebelumnya, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Herry Zudianto menegaskan tidak ada warga Muhammadiyah yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti demo 2 Desember atas nama organisasi.

"Kalau ada yang berangkat bukan sebagai kelembagaan Muhammadiyah, jangan ada bendera atau lambang Muhammadiyah," ujar dia.

Sementara itu, Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan Bantul memilih berdoa dari Yogyakarta.

"Alasannya sederhana saja, sudah sesuai arahan PBNU, dan berkas perkara Ahok pun sudah lengkap P21, tinggal pelimpahan ke pengadilan oleh jaksa. Mau demo apalagi? Khawatir atas mafsadah, potensi buruk, kerusakan yang lebih besar dibandingkan atas masholih, potensi kebaikan yang mungkin akan terjadi," kata pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Beny Susanto dalam keterangan persnya, Kamis (1/12/2016).

Menurut dia, bela Islam selanjutnya adalah mengawal proses hukum ini agar berjalan sesuai dengan ketentuan UU dan mekanisme KUHAP, sampai dengan di meja pengadilan.

Bahkan, imbuh dia, dalam perspektif Islam rahmatan lil 'alamin ala Aswaja an-nahdliyah, bela Islam yang penting bagaimana seluruh elemen masyarakat, negara bersinergi untuk merawat kebhinekaan, menjaga NKRI, mewujudkan kesejahteraan rakyat berdasarkan atas Pancasila.

"Tidak perlu aksi bela Islam dengan pengerahan masa di Jakarta, meskipun hal ini legal dan dijamin UU," pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga itu memungkasi pernyataan soal demo 2 Desember.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya