Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 100 tahun yang lalu, seorang perempuan muda bernama Harriet Quimby, menjadi wanita pertama yang diakui sebagai pilot perempuan berlisensi.
Sertifikat penerbangan tersebut diberikan secara resmi kepada perempuan yang juga merupakan seorang penulis itu, oleh Aero Club of America.
Advertisement
Dobrakan yang dibuat oleh Quimby seolah membuka jalan bagi kaum hawa lainnya yang bercita-cita menjadi seorang pilot.
Menurut Royal Aeoronautical Society, jumlah pilot wanita di seluruh dunia tak banyak. Hanya 3 persen, dan sedikit saja yang dikenali dari jumlah kecil itu.
Seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/12/2016), ada beberapa nama penerbang perempuan yang pernah "mengudara". Mereka mengabaikan cemooh kaum pria, mendobrak pandangan sosial yang keras, hingga akhirnya membuka jalan bagi pilot wanita terkenal, Amelia Earhart.
"Tidak banyak orang awam yang mengenal beberapa pilot wanita yang menjadi panutan dalam sejarah penerbangan," kata Penny Hamilton, seorang pilot perempuan yang tengah mengerjakan proyek 'Teaching Women to Fly'.
Menurut Hamilton, mempelajari tentang para pilot perempuan itu dapat menginspirasi generasi muda.
"Ini membantu para gadis untuk melihat bahwa mereka bisa mewujudkan mimpi menjadi pilot. Karena ada pendahulu yang telah melakukannya, bahkan di masa di mana perempuan belum mendapatkan haknya sepenuhnya," sabung Hamilton.
Berikut selengkapnya 3 pilot perempuan yang 'luput' dari sejarah:
Putri Penerbangan AS
1. 'Putri' Penerbangan AS, Ruth Elder
Ruth Elder dikenal dunia karena kecantikan dan aktingnya. Namun mimpi Elder sebenarnya adalah menjadi versi perempuan dari seorang penerbang trans-atlantik, Charles Lindbergh.
Kala itu surat kabar menggambarkan Elder sebagai 'gadis cantik AS yang menolak untuk berhenti bermimpi terbang dari New York ke Paris'.
Tidak hanya itu Elder juga dikabarkan 'mengorbankan' pernikahannya demi mengejar cita-cita menjadi seorang pilot.
"Suami Elder mengeluh karena dia terlalu mencurahkan semua perhatiannya terhadap penerbangan dan bukan kepada keluarganya," muat The Scotsman pada 1930.
Walaupun begitu masalah teknis mengakibatkan pesawat tipe monoplane yang diterbangkannya serta mimipinya hancur pada percobaan terakhir Elder, 11 Oktober 1930.
Elder berhasil selamat setelah terapung di Samudera Atlantik, sejauh 360 mil dari daratan.
"Aku tahu jika perjalanan tersebut mencapai kesuksesan, itu akan membuatku dikenal. Namun jika gagal hanya akan menambah jumlah hidup yang terbuang sia-sia," kata Elder kepada Sunday Mail.
Penerbangan yang dilakukan perempuan itu tercatat sebagai penerbangan terjauh yang dilakukan oleh pilot perempuan masa itu.
Nama Ruth Elder memang tak terlalu dikenal, namuan gelar 'Putri Penerbangan AS' akan selalu melekat pada sosoknya.
Advertisement
Putri Bangsawan
2. Putri Bangsawan, Elsia Mackay
Putri bangsawan Inggris James Mackay, Elsie Mackay, bersikeras ingin menjalani dua profesi sekaligus, yaitu sebagai aktris dan pilot.
Perempuan itu lebih dikenal publik dengan panggilan Poppy Wyndam. Nama itu dipilihnya untuk mengecoh ayahnya sementara ia dapat berkarier sesuai keinginannya.
Elsia tewas pada Maret 1928, saat pilot perempuan itu tengah mencoba melintasi Atlantik. Dan ketika tragedi itu terjadi wanita itu tengah menjalani pembuatan filmnya yang ke-8.
Menurut seorang peneliti dan penulis, Laurie Notaro, Elsia terbang di bawah pengawasan seorang pria yang tak disebutkan namanya.
Laki-laki misterius itu juga merencanakan penerbangan sang putri secara rahasia.
"Termasuk membawa sebuah pesawat dari AS ke Inggris. Karena tidak ada yang mau menjual pesawat kepadanya," kata Notaro.
Sosialita
3. Sosialita AS, Mabel Boll
Mabel Boll dijuluki 'Ratu Berlian' karena kecintaannya terhadap perhiasan itu. Namun sosialita AS itu lebih mencintai terbang.
Boll ingin diingat sebagai 'Ratu Udara', bukan 'Ratu Berlian'.
Ketika hidup menjanda di Paris, Boll mencoba untuk mencari seorang pilot, yang akan terbang bersamanya melintasi Atlantik pada Januari 1928.
"Mabel Boll juga merupakan rival berat Amelia Earhart. Boll dan Earhart ditugaskan secara terpisah, sejauh 90 mil, di Newfoundland. Mereka sama-sama akan melakukan penerbangan lintas Atlantik, jadi semuanya tergantung pada laporan cuaca," kata Notaro.
Boll gagal mencapai mimpinya. Sementara Earhart berhasil melintasi Atlantik 6 bulan kemudian, Juni 1928.
"Semua orang tahu siapa Charles Lindbergh, tapi tidak perempuan-perempuan ini. Sejarah berpaling dari mereka. Aku sangat ingin memperbaiki hal tersebut.
"Kita harus tahu bahwa ada pilot perempuan lainnya yang membuka jalan bagi Amelia Earhart dan penerbang wanita lainnya sesudah mereka," kata Notaro.
Advertisement