Liputan6.com, Belanda - Kisah pecandu alkohol dari Belanda yang memilih mengakhiri hidupnya melalui suntikan mematikan menjadi sorotan publik.
Pria bernama Mark Langedijk memohon kepada Dr. Marijke untuk mengakhiri hidupnya setelah dia tidak bisa menangung rasa sakit menjadi seorang pecandu alkohol. Dia juga merasa tak ada kesempatan yang tersisa untuk pemulihan.
Baca Juga
Advertisement
Pada hari bunuh dirinya, pria berusia 41 tahun itu menceritakan lelucon sambil minum bir dan makan sandwich bersama dengan keluarganya.
Saudaranya, Marcel Langedijk, mengangkat tangannya ketika dokter menyuntikkan obat dengan dosis mematikan yang akan menghentikan jantung Mark.
Dilansir Worldwideweirdnews, Jumat (2/12/2016), Marcel mengungkapkan jika saudaranya memiliki masa kecil yang bahagia. Namun, delapan tahun lalu dia mulai kecanduan alkohol. Sebelumnya dia bahkan telah masuk dan keluar rehab sebanyak 21 kali demi bisa memerangi alkohol.
Suatu hari, Mark mengatakan kepada orangtuanya jika dia ingin mati karena sudah cukup tersiksa dengan sakit yang dirasakannya. Kemudian dia memutuskan untuk meminta pertolongan medis untuk merealisasikan bunuh dirinya. Para medis akhirnya menyetujui permintaan ayah dua anak tersebut.
Pada awalnya, orangtua Mark menolak menyetujui keputusan sang anak untuk suntik mati dan masih berusaha untuk melakukan segala sesuatu yang membantu anaknya pulih. Tapi, pada akhirnya mereka rela menerima keinginan putranya itu.
Kasus tersebut ternyata ditanggapi beberapa anggota parlemen. Mereka mengkritik keputusan Mark, karena pecandu alkohol masih bisa dibantu untuk pulih tanpa memilih untuk bunuh diri.
(ul)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6