Liputan6.com, Jakarta Pengidap HIV, Ayu Oktariani, membuktikan bahwa wanita ODHA juga bisa hamil dan punya anak. Ayu yang tergabung di IPPI tengah hamil 13 minggu.
Kehamilan ini yang pertama untuk Ayu. Wanita 30 tahun yang sempat mengurung diri selama enam bulan setelah dinyatakan positif mengidap HIV enam tahun lalu, berbagi proses kehamilan yang sedang dia jalani.
Advertisement
"Yang harus dilakukan wanita HIV buat hamil itu rajin terapi HIV selama 6 bulan agar kekebalan tubuh normal. Rencanakan kehamilan dengan matang. Tidak ujug-ujug seperti wanita lain yang mengalami pembuahan," kata Ayu dalam acara Pemutaran Video dan Diskusi Women Change Makers di Plaza Indonesia, Jakarta, ditulis Sabtu (3/12/2016)
Ayu menambahkan, syarat medis harus dipenuhi sebelum pembuahan berlangsung, di antaranya medical check up, jumlah kekebalan tubuh, dan seberapa besar virus yang ada.
Bila seluruh pemeriksaan terbilang aman dan tidak punya infeksi menular, wanita baru boleh melakukan pembuahan.
"Saya sama suami melakukan pembuahan pada masa subur saya. Tidak lama-lama juga, dua atau tiga kali pembuahan langsung hamil," kata Ayu menambahkan
Lalu rencanakan persalinan, apakah mau melahirkan normal atau caesar. Ayu mengungkapkan, wanita dengan HIV/AIDS tetap bisa melahirkan secara normal selama kondisi tubuh fit dan memenuhi syarat persalinan.
Proses menyusui
Proses menyusui
Ketika wanita pengidap HIV/AIDS dalam masa menyusui, beberapa faktor harus diperhatikan. Hal ini bertujuan agar virus HIV tidak menular kepada bayi.
"Si ibu harus rajin minum obat ARV (antiretroviral). Kalau tidak rajin minum ARV, risiko bayi tertular tinggi. Kalau pun si ibu ragu-ragu karena tidak rutin minum ARV ya boleh kasih sufor (susu formula)," kata Ayu menjelaskan
Dalam pemberian sufor juga perlu diperhatikan kebersihan sufor, terutama pemberian sufor untuk jangka panjang. Botol susu harus steril.
Advertisement