Liputan6.com, Pontianak - Jika helm biasanya digunakan untuk melindungi kepala saat berkendara motor, pemancing ikan di pinggiran Sungai Kapuas memanfaatkannya untuk melindungi dari sengatan matahari.
Salah seorang pemancing ikan menuturkan, jika matahari sudah meninggi, panas menyengat sampai ke ubun-ubun. Apalagi, Pontianak yang menjadi lokasi Sungai Kapuas berada memang tepat berada di ekuator Khatulistiwa. Belum sampai jam 9 pagi, panas matahari sudah terasa maksimal.
Menurut lelaki yang enggan disebut namanya itu, kebiasaan menggunakan helm selama memancing sudah lama dilakukannya. "Dengan helm-lah, kepala saya jadi dingin, terhindar dari sengatan panas matahari," kata dia dengan logat Melayu Pontianak saat ditemui Liputan6.com, Kamis, 1 Desember 2016.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengaku setiap hari selalu memancing di pinggiran Sungai Kapuas. Pagi, siang, dan malam ia memancing. "Kalau saya tak mancing, pusing kepala saya," ucap dia.
Waktu yang diatur untuk memancing tentunya tidak mengganggu pekerjaannya sebagai tukang tagih sebuah perusahaan. Apalagi, pekerjaannya tidak terikat waktu kerja tertentu.
"Kan, kita yang atur. Jadi, tidak ganggu pekerjaan saya," kata dia.
Berbagai ikan berhasil didapatkannya, seperti ikan baung, ikan lais, ikan juara, dan udang. Ia bisa mendapatkan rata-rata 0,5 kg - 2kg.
"Kalau nasib lagi baik, banyaklah dapat," ucap dia.
Sebagian ikan yang didapatkan dijual kepada warga, sedangkan sebagian lainnya dikonsumsi untuk keluarga di rumah. Menurut dia, memancing adalah ritual untuk menghilangkan rasa penat menjalani kehidupan. Dengan memancing, rasa suntuk hilang seketika.
"Daripada ngomongkan orang, lebih baik mancing saja," ujar dia.