Liputan6.com, New York - Salah satu pemimpin visioner, Howard Schultz, CEO Starbucks akan mengundurkan diri tahun depan.
Keputusan Schultz secara mengejutkan itu berdampak negatif ke saham Starbucks. Saham Starbuck turun tiga persen pada perdagangan Kamis waktu New York.
Manajemen Starbucks menyatakan, Schultz tidak sepenuhnya pergi meninggalkan Starbucks. Efektif pada 3 April, ia akan menjadi Executive Chairman. Schultz akan fokus pada inovasi, penawaran premium perusahaan dan dampak sosial dari perusahaan. Schultz akan digantikan oleh Chief Operating Officer (COO) Kevin Johnson.
"Ini hal yang baik. Saya tidak meninggalkan perusahaan ini," ujar Schultz seperti dikutip dari laman CNN Money, Jumat (2/12/2016).
Pria berusia 63 tahun ini mengatakan, dirinya mempertimbangkan selama setahun untuk mengundurkan diri jadi CEO Starbucks. Saat ditanya apakah dirinya akan ke Washington. Ia tertawa. "Tidak, saya tidak akan ke Washintong," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Sebaliknya, Schultz ingin fokus terhadap dampak sosial perusahaan. "Mengingat keadaan di negara ini ada kebutuhan untuk membantu mereka," ujar dia.
Selain itu ia juga ingin fokus untuk memberikan penawararan premium bagi pelanggan. Schultz menambahkan, kalau penggantinya yaitu Johnson mengerti soal pasar dan layak mendapatkan tempat di perusahaan.
Sebelumnya Schultz bergabung di Starbucks pada 1982 sebagai direktur operasi ritel. Ia membantu mengubah perusahaan menjadi merek ikonik Amerika Serikat dan lokomotif perusahaan. Ia juga sempat mengundurkan diri pada April 2000, dan konsentrasi untuk memikirkan strategi global perusahaan.
Akan tetapi, Starbucks kehilangan arah tanpa dirinya. Schultz kembali menjadi CEO pada 2008. Saat ini nilai kapitalisasi Starbucks sebesar US$ 84 miliar, dan memiliki 24 ribu toko ritel di 70 negara.
Selama jadi CEO, ia juga konsentrasi pada berbagai masalah sosial. Schultz mendukung meningkatkan upah minimum, menawarkan karyawannya kuliah gratis.