5 Faktor Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Vietnam

Penyerang andalan timnas Indonesia, Boaz Solossa, sangat familiar dengan Vietnam.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 03 Des 2016, 06:40 WIB
Indonesia saat berhadapan dengan Vietnam di laga uji coba di Stadion Maguwoharjo. Malam ini, keduanya akan kembali berduel di semifinal pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Bogor - Timnas Indonesia akan kembali turun gelanggang dalam usaha meraih gelar juara Piala AFF 2016. Sabtu (3/12/2016), timnas Indonesia, yang bergelar runner-up Grup A akan menjamu Vietnam (juara Grup B), di laga semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Ini merupakan laga pertama, sebelum timnas Indonesia tampil tandang di Hanoi, Rabu (7/12/2016). Tentu, kesempatan bermain di kandang pada laga pertama, harus dimanfaatkan betul oleh timnas Indonesia. Menang, tentu langkah Indonesia di Hanoi akan terasa lebih ringan.

Peluang timnas Indonesia tentu saja besar. Sebab, secara kualitas, materi pemain dan kekuatan Tim Merah Putih tidak berbeda jauh dengan Vietnam. Setidaknya itu bisa terlihat dari dua laga uji coba yang digelar kedua tim sebelum Piala AFF.

Ketika itu, kedua tim bermain imbang 2-2 saat main Maguwoharjo. Sementara saat main di Hanoi, Vietnam menang 3-2.

Berikut lima alasan timnas Indonesia bisa kalahkan Vietnam:


Faktor Tuan Rumah

Tampilan depan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Stadion ini akan mementaskan laga semifinal pertama Piala AFF 2016, Indonesia vs Vietnam.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Status Indonesia sebagai tuan rumah di laga pertama ini harus benar-benar dimanfaatkan. Dukungan dari suporter dan kondisi yang familiar seharusnya bisa jadi modal tambahan timnas Indonesia untuk bisa memenangkan pertandingan.

Apalagi, di sisi lain, dukungan serta teriakan suporter Indonesia bisa jadi "senjata" tersendiri untuk menjatuhkan mental pemain Vietnam. Dengan begitu, timnas diharapkan bisa memanfaatkan kondisi mental dan konsentrasi pemain Vietnam yang mungkin drop.

Hanya, jangan sampai, dukungan suporter serta status sebagai tuan rumah malah menjadi beban tersendiri. Sebab, jika gagal menang, Indonesia akan kesulitan saat tampil di Hanoi.


Faktor Boaz

Boaz Salossa (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Boaz Solossa merupakan pemain Indonesia yang paling familiar dengan gawang Vietnam. Sejak memulai debutnya pada Piala AFF 2004 silam, Boaz langsung dipertemukan dengan Vietnam.

Bahkan, dalam gelaran pertamanya itu, Boaz yang masih berusia 18 tahun sukses mencetak gol ke gawang The Golden Stars. Hebatnya, saat itu gol tersebut dicetak Boaz di kandang Vietnam, Stadion My Dinh.

Terakhir, Boaz mencetak gol ke gawang Vietnam pada saat uji coba sebelum Piala AFF. Dia berhasil membuat gol pembuka meski Timnas Indonesia harus takluk 2-3 di Hanoi.


Faktor Rekor

Indonesia dan Vietnam total sudah bermain sebanyak 20 kali terhitung sejak 1991. Indonesia mencatat 7 kemenangan, 8 imbang, dan 5 kali kalah. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Jika parameternya rekor pertemuan, Indonesia boleh sedikit menepuk dada. Pasalnya, untuk sementara Tim Merah Putih sedikit lebih unggul dari The Golden Stars.

Berdasarkan data RSSSF, Indonesia dan Vietnam total sudah bermain sebanyak 20 kali terhitung sejak 1991. Indonesia mencatat 7 kemenangan, 8 imbang, dan 5 kali kalah.

Di ajang resmi, kekalahan terakhir Indonesia terjadi pada ajang SEA Games 1999 di Brunei Darussalam dengan skor 0-1. Namun, dalam uji coba sebelum Piala AFF 2016, Vietnam sempat mengalahkan Indonesia 3-2 di Hanoi.

Rekor riwayat pertemuan yang lebih unggul ini, seharusnya bisa ikut menaikkan kepercayaan diri Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Sehingga kemenangan bisa jadi milik Indonesia.


Faktor Momentum

Pemain Timnas Indonesia berlari mengelilingi lapangan saat latihan jelang laga pertama semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor (2/12). Indonesia akan berlaga melawan Vietnam pada Sabtu (3/12). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Piala AFF 2016 ini adalah ajang pertama yang diikuti Indonesia sejak terbebas dari saksi FIFA. Seperti diketahui, sanksi FIFA itu dijatuhkan karena Pemerintah Indonesia dianggap melakukan intervensi terhadap PSSI.

Kondisi ini, di mana euforia "bebas" begitu meluap dan kesempatan berprestasi di ajang internasional kembali terbuka, bisa dijadikan modal untuk berprestasi bagus di Piala AFF. Apalagi, antusias masyarakat Indonesia juga telah kembali menyala.

Tentu akan jadi berita yang sangat bagus, jika Timnas Indonesia bisa berprestasi meski baru lepas dari sanksi setahun. Piala AFF ini juga bisa dijadikan ukuran perkembangan terkini sepak bola Indonesia.


Faktor Riedl

Alfred Riedl (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Riedl punya kedekatan khusus dengan Vietnam. Pasalnya, pelatih timnas Indonesia asal Austria itu pernah menangani Vietnam pada periode 1998-2000.

Tentu, Riedl sudah cukup mengenal karakter lawan Indonesia di semifinal itu. Apalagi, Nguyen Huu Thang, pelatih Vietnam saat ini, adalah kapten tim saat Vietnam dilatih Riedl.

Ketika itu, Riedl dan Nguyen sukses membawa Vietnam ke final Piala AFF 1998. Sayangnya, di partai puncak, Vietnam ditekuk Singapura 0-1.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya