Lilipaly Berikan Pengalaman Berharga pada Pemain Timnas

Lilipaly akan dimainkan Riedl.

oleh Risa Kosasih diperbarui 03 Des 2016, 08:24 WIB
Gelandang Timnas Indonesia, Stefano Lilipaly, berlatih jelang laga semifinal melawan Vietnam di Lapangan SPH Sentul, Jawa Barat, Kamis (1/12/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Stefano Lilipaly bersyukur bisa membuat perbedaan dalam permainan tim nasional Indonesia (timnas) sejak babak penyisihan Grup Piala AFF 2016 November lalu. Gelandang naturalisasi ini mengaku kalau didikan akademi klub Eropa lah yang membuatnya bisa memainkan peran yang berbeda dalam tim.

Lilipaly akan segera tampil dalam leg pertama semifinal AFF menghadapi Vietnam, pada Sabtu (3/12/2016) malam nanti di Stadion Pakansari, Cibinong. Perannya di dalam Skuat Garuda sangat vital karena menjadi penyeimbang antara pertahanan dan lini serang.

"Ada perbedaan besar karena Anda melihat bagaimana mereka memulainya dengan pemain muda mereka di sini dan pemain di Eropa," ujar Lilipaly dalam laman resmi AFF.

Pemain 26 tersebut mulai bermain bola sejak berumur 7 tahun bersama sebuah klub amatir di Belanda DCG. Tiga tahun kemudian Fano, begitu panggilan akrabnya, hijrah ke akademi AZ Alkmaar hingga pada akhirnya memperkuat tim remaja Utrecht pada 2001.

Lilipaly baru mendapat promosi ke tim kedua Utrecht pada 2010. Bermain hanya dua musim, dia mencetak dua gol dari 30 penampilan. Sejak itu penggemar berat film City Of God tersebut menjajal beberapa klub Almere City, tim Liga Jepang, Consadole Sapporo, dan Persija Jakarta.

Pada musim 2015 lalu, Lilipaly hanya sempat bermain dua kali untuk Persija hingga liga terhenti pada bulan Mei. Oleh sebab itu, dia menerima pinangan tim divisi dua Belanda SC Telstar dan bermain hingga saat ini.

Foto dok. Liputan6.com


Lilipaly bisa ditempatkan sebagai gelandang tengah dan gelandang serang. Dalam sebuah wawancara pada 2011 silam, dia mengaku memiliki kemampuan untuk mencetak gol dari luar kotak dan ingin meniru pemain idolanya, Andres Iniesta yang dapat bermain defensif, dan tanggap saat menyerang.

"Di Eropa, akademi mudanya sangat kuat dan sangat bagus sejak usia muda sehingga Anda mempelajari segala sesuatu dari disiplinnya untuk memainkan peran yang berbeda. Jadi bagus untuk berbagi pengalaman di sana pada pemain di sini," ujar Lilipaly.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya