Liputan6.com, Jakarta - Februari lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) berusaha keras untuk membongkar backdoor enkripsi iPhone. Lantaran menolak, Apple dan FBI pun saling berseteru.
Kali ini, kabar lain datang dari Polisi Metrolitan Inggris yang berupanya menemukan bukti-bukti tindakan kriminal dengan mencuri iPhone pelaku guna mengungkap sebuah kasus.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari BGR, Senin (5/12/2016), hal tersebut merupakan bagian dari investigasi Polisi Metropolitan Inggris yang ingin mengungkap kasus penggunaan kartu kredit palsu untuk pembelian barang-barang mewah.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya membeli, pelaku kejahatan ini kemudian menjual barang-barang mewah secara tunai.
Pihak kepolisian percaya bahwa bukti utama tindakan kriminal ini ada di dalam iPhone milik pelaku. Sayangnya, bukti tersebut terkunci rapat di dalam iPhone.
Sesuai pengalaman, sangat sulit untuk mendapatkan data-data pada iPhone yang terenkripsi, terutama pada iPhone model terbaru. Karenanya, kepolisian Inggris mengikuti tersangka dan menunggu hingga tersangka menggunakan ponselnya di jalan kemudian mengambil perangkat tersebut.
Selanjutnya, seorang petugas polisi diberi tugas untuk menjaga iPhone agar layarnya tak terkunci secara otomatis dengan cara mengusap layar secara berkala. Dengan teknik ini, tersangka tak bisa menghancurkan barang bukti.
Sebelumnya, seorang pembobol kartu kredit, Max Butler juga ditangkap dengan cara yang amat mirip. Pada kasus Butler, seorang polisi menggerebek masuk ke rumahnya dengan seorang ahli komputer. Sehingga, barang bukti yang ada di dalam sistem komputer terenkripsi bisa didapatkan sebelum Butler menghancurkannya.
(Tin/Ysl)