Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berencana mengeluarkan moratorium Ujian Nasional (UN). Dengan kata lain, UN akan dihapuskan. Lantas, apa penggantinya?
Mendikbud Muhadjir berencana mengganti UN dengan USBN atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Rencana itu disambut baik oleh pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jimmy PH Paat, asalkan kesiapan guru harus diutamakan dalam menyukseskan program ini.
Advertisement
"Kalau tujuannya untuk menaikkan mutu, kita harus mengiyakan. Asumsinya Mendikbud melihat guru harus memang sudah siap. Tapi kalau melihat sekarang ini, guru melakukan ujian menggunakan soal yang dibuat orang lain, bukan dari guru. Harusnya guru-guru itu sudah disiapkan," ujar Paat di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (4/12/2016).
Menurut Paat, guru diharuskan memiliki kualitas yang cakap. Guru yang cakap nantinya diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk menghadapi sistem baru tersebut, bukan malah menjadi solusi dengan memberi contekan seperti saat penyelenggaraan UN.
"Kalau dulu guru menganggap soal-soalnya terlalu sulit maka murid dikasih contekan, tapi kalau guru yang bikin soal mungkin bisa akan mengurangi guru ngasih contekan," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Abdullah Ubaid juga menyampaikan sambutan yang sama mendukung rancangan pemerintah tersebut. Namun, ia berharap agar nantinya USBN tidak menjadi standar kelulusan peserta didik.
"USBN Harus berbeda dengan UN. Kita sangat setuju USBN ini tidak menjadi standar kelulusan siswa. Kalau masih sama menjadi standar kelulusan berarti sama aja dengan UN. USBN adalah bagian dari proses pembelajaran, bukan hasil akhir," tutup Ubaid.