Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terbangkan tower darurat dari Makassar ke Gorontalo. Langkah tersebut untuk mengatasi kekurangan daya listrik, akibat rubuhnya tower di jalur transmisi Sulawesi Utara-Gorontalo.
Deputy Manajer Penyaluran PLN Sulawesi Utara-Gorontalo (Suluttenggo),Ronny Rumajar mengatakan, dalam upaya untuk mempercepat pemulihan (recovery) sistem interkoneksi kelistrikan Sulawesi Utara- Gorontalo yang sempat terganggu dikarenakan rubuhnya tower nomor 6 pada jalur transmisi 150kV.
PLN mendatangkan material berupa tower emergency dari Makassar dengan menggunakan pesawat Hercules A-1316. "Pesawat angkut milik TNI AU ini take off dari bandara Sultan Hassanudin Makassar pada Minggu," kata Ronny, di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Manajer AP2B Sistem Minahasa Sugeng Hidayat mengungkapkan, proses bongkar muat tower darurat tersebut sempat terhenti sesaat karena hujan deras kembali mengguyur kota Gorontalo.
Selanjutnya material dibawa menggunakan 3 unit low bed kontainer menuju lokasi robohnya tower 6 yang menyebabkan pasokan daya listrik ke Sulawesi Utara & Gorontalo sempat mengalami defisit sebesar 58 Mega Watt (MW) tersebut.
"40 orang dikerahkan dalam proses unloading material tower emergency yang memakan waktu hingga 1,5 jam," tutur Ronny.
Sebelumnya, pada Sabtu 3 Desember, PLN berhasil mengevakuasi daya sebesar 100MW dengan melakukan pengambungan sementara 1 lintasan sehingga PLTG Gorontalo telah kembali ke dalam sistem Sulut-Gorontalo.
Tower darurat ini dibutuhkan karena nantinya tower permanen akan direlokasi, proses ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun pemda provinsi gorontalo sudah berjanji akan membebaskan lahan yang nantinya menjadi tapak tower transmisi yang direlokasi.
Saat ini daya mampu pembangkit sistem Sulut-Gorontalo sebesar 401,87 MW sedangkan beban puncak sebesar 333,3 MW. Diperkirakan pasokan daya pembangkit ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan PLN yang berada di Sulawesi Utara dan Gorontalo. (Pew/Gdn)