Liputan6.com, Jakarta - Masalah Rohingya yang terjadi di Myanmar menjadi perhatian khusus Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Dia mengatakan saat ini dunia tak boleh tinggal diam.
Ia mendorong masyarakat Malaysia untuk terus bersuara menentang Myanmar. Najib menilai negara tersebut telah melakukan pelanggaran HAM terhadap Rohingya.
Bukan hanya kepada warganya, orang nomor satu di pemerintahan Malaysia ini juga mendorong warga Indonesia melalukan hal yang sama.
Baca Juga
Advertisement
"Peran dari Indonesia serta negara lain adalah penting," kata Najib. Hal itu ia kemukakan agar Myanmar menghentikan aksi pelanggaran HAM yang terus mereka targetkan kepada etnis minoritas tersebut.
"Dunia tidak bisa cuma duduk dan menyaksikan genosida terjadi," tutur Najib seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (5/12/2016).
Sebelumnya, Najib menyampaikan kritik terhadap State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi.
"Kami ingin menyampaikan kepada Aung San Suu Kyi, ini sudah cukup," ujar Najib.
Di hadapan para pendemo, Najib mengatakan ia tak peduli soal omongan Myanmar kepada Malaysia untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negaranya.
Saat itu, pemerintah Myanmar meminta Malaysia untuk menaati permintaan itu. Sesuai dengan prinsip yang ada di ASEAN, setiap anggota dilarang mengintervensi atau ikut campur urusan dalam negeri negara lain.
Namun, Najib punya pendapat berbeda. Menurut dia, sudah saatnya dunia bertindak agar kekerasan yang diduga dilakukan oleh pemerintah Myanmar dihentikan.
"Apakah mereka menginginkan saya menutup mata? Atau mereka ingin saya diam? Ada sebuah artikel di Piagam ASEAN, bahwa negara ASEAN harus menegakkan HAM," tuturnya.
"Apa mereka buta? Jangan coba untuk menerjemahkan suatu hal semau Anda," kata dia.