Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membeberkan alasan jajarannya menangkap para tersangka makar pada dini hari. Hal itu disampaikannya saat rapat bersama dengan Komisi III DPR RI yang membahas sejumlah isu, termasuk soal penangkapan para pelaku makar.
Tito mengaku ada kekhawatiran upaya memutarbalikkan fakta dari para tersangka jika penangkapan dilakukan jauh hari sebelum demo 2 Desember.
Advertisement
"Kita lakukan penangkapan kenapa tidak sehari, dua hari, tiga hari sebelumnya? Karena ini akan dipelintir kemudian di media sosial. Bapak-bapak paham betul kekuatan media sosial," tutur Tito di Gedung Nusantara II MPR/DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016).
"Bisa membalikkan semua. Maka yang terjadi di balik penangkapan seolah-olah dilakukan penggembosan massa aksi Bela Islam. Wah, itu bahaya sekali," ujar dia.
Untuk itu, Polri pun menentukan waktu yang tepat untuk menangkap mereka. Polisi juga tidak menutup-nutupi penangkapan tersangka makar tersebut. Polisi sengaja menyampaikannya agar masyarakat mengetahui kejadiannya.
"Kita setting penangkapan Subuh agar tidak ada lagi waktu untuk goreng-goreng, provokasi massa," ujar Tito.
Menurut dia, Polri ingin publik mendapatkan informasi akurat dengan cepat. Tujuannya, agar tidak ada lagi kesimpangsiuran pemberitaan tentang penangkapan tersangka makar ini.
"Penangkapan ini upaya kami tidak ingin agenda suci untuk ibadah yang betul-betul mereka satu maunya, proses hukum Ahok. Itu mereka ibadah. Karena itu kita tidak ingin ada pihak lain yang ganggu kesucian ini. GNPF MUI bilang, 'Pak tolong jaga supaya enggak ada yang ganggu massa'," Tito menandaskan.