Miniatur Kapal Perang Buatan Purwakarta Dilirik Dunia

Tak seperti bisnis masa kini yang menggunakan pemasaran online, warga Purwakarta itu hanya melayani pesanan miniatur perahu secara langsung.

oleh Abramena diperbarui 06 Des 2016, 11:02 WIB
Tak seperti bisnis masa kini yang menggunakan pemasaran online, warga Purwakarta itu hanya melayani pesanan miniatur perahu secara langsung. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Purwakarta - Keterampilan tangan Arifin (42) mampu menjadi sumber penghidupan. Kerajinan pembuatan miniatur kapal yang dibuat warga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, itu kini bahkan mulai dilirik dunia.

Peralatan seadanya seperti gunting, lem perekat dan alat tulis tidak menjadi penghambat bagi pria tiga anak itu. Warga Desa Jatimekar, Kecamatan, Jatiluhur Purwakarta menciptakan setiap miniatur perahu mulai dari tahapan merancang dan membuat pola serta tahap produksi hingga menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

Miniatur perahu yang dibuat mulai dari jenis perahu rakyat, perahu kerajaan, kapal perang dan perahu khas Indonesia hingga kapal Marcopolo. "Untuk ukuran kecil, sehari bisa membuat antara tiga sampai empat unit," kata Arifin kepada Liputan6.com, Minggu, 4 Desember 2016.

Menurut Arifin, lamanya proses pembuatan miniatur perahu sangat tergantung pada jenis perahu yang dibuat karena harus sangat mirip dengan aslinya.

"Kalau ukurannya besar ukuran di atas 3 meter bisa satu minggu hanya satu, kadang dua minggu satu. Tapi bisa juga seminggu bisa dapat dua perahu. Karena setiap miniatur harus detil sehingga nampak seperti aslinya," ujar Arifin.

Dalam membuat miniatur perahu, dia menggunakan sejumlah bahan dasar, mulai dari veneer berbahan kayu jati yang telah dibentuk tipis, kinbot batik, nalaket jeans, serta kayu batangan. Sedangkan untuk aksesoris, dia menggunakan bahan sejenis kertas.

Miniatur perahu yang dibuat Arifin biasanya dipesan oleh perorangan maupun komunitas. Belakangan, miniatur kapal itu mulai dilirik para pengusaha untuk dijual ke seantero negeri. Bahkan, sebagian di antaranya diekspor ke luar negeri.

"Kalau pemasaran, saya tidak seperti yang lain dengan cara penjualan online, tapi kebanyakan yang pesan datang ke rumah. Mulai banyak pesanan setelah saya mengikuti acara pameran di beberapa daerah seperti Balikpapan, Makasar, Manado, Jakarta dan sekitar Jawa Barat," tutur dia.


Berawal dari Iseng

Miniatur perahu yang dibuat mulai dari jenis perahu rakyat, perahu kerajaan, kapal perang dan perahu khas Indonesia hingga kapal Marcopolo. (Liputan6.com/Abramena)

Miniatur kapal buat Arifin dijual dengan harga antara Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta. Semua itu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatan.

"Harga Rp 3 juta ya, selain ukurannya besar dan bagus, karena sudah menggunakan pigura kaca," kata Arifin.

Arifin mengaku sudah hampir sepuluh tahun menjadi perajin miniatur perahu. Semua berawal dari iseng saat yang bekerja di salah satu bengkel di Purwakarta. Setelah banyak pesanan dan mendapat dukungan keluarga, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih untuk menggeluti keahliannya itu.

"Awalnya saya coba-coba buat satu miniatur perahu, ternyata banyak yang melirik. Ini bagus katanya, tolong dibuatkan yang lebih bagus lagi. Dari situ saya mulai membuat miniatur dan yang utama dukungan dari keluarga juga hingga akhirnya seperti ini," tutur Arifin.

Miniatur kapal buatan warga Purwakarta. (Liputan6.com/Abramena)


Seiring waktu pesanan terus berdatangan, saat ini ia mengaku mulai kewalahan dan tidak dapat memenuhi semua pesanan. Sehingga, harus ada orang yang membantunya.

"Akhirnya, saya coba mengajarkan anak saya yang kedua untuk belajar. Karena sebelumnya saya sering membuat pelatihan kepada para pemuda Karang Taruna di sini ternyata tidak berhasil," kata dia.

Dari keuletannya dalam bidang kerajinan tersebut, Arifin sudah meraih berbagai penghargaan dari banyak pihak di sejumlah daerah, baik dalam kejuaraan tingkat provinsi maupun skala nasional.

"Allhamdulillah selain bisa menghidupi keluarga, saya juga merasa bangga karena sering mendapat penghargaan. Saya rasa ini adalah karunia dan jalan hidup saya yang harus terus saya tekuni dan syukuri," ucap Arifin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya