Liputan6.com, Jakarta Puteri Indonesia 2005, Nadine Chandrawinata, merasa miris dan sedih setelah mendengar cerita dari sejumlah teman tentang hidup lumba-lumba di tempat sirkus.
Lumba-lumba yang semestinya hidup berkelompok, harus terpisah dari keluarga dan tinggal di tempat yang sempit. Selama proses pemindahan ke tempat sirkus, lumba-lumba yang lucu dan menggemaskan harus diolesin mentega supaya kulit tidak terbakar dan air yang digunakan tidak 100 persen air laut.
Advertisement
Menurut Nadine, air yang dipakai di tempat sirkus agar lumba-lumba tetap hidup merupakan campuran air laut (70 persen) dan air tawar (30 persen). Hal-hal di atas yang membuat Nadine Chandrawinata fokus terhadap kampanye sirkus lumba-lumba.
"Belum lagi space yang kecil sekali, yang membuat kepala lumba-lumba mentok," kata Nadine Chandrawinata kepada Health Liputan6.com di Banda Neira, Maluku, Ambon, ditulis Senin (5/12/2016).
Lebih lanjut, untuk orang-orang yang menyukai ikan lumba-lumba, pasti bisa merasakan perbedaan ketika melihat lumba-lumba di tempat sirkus dan di laut lepas.
"Yang paling terlihat sekali perbedaannya warna badannya. Kalau di sini (Banda Neira), warna lumba-lumbanya abu-abu kental, tapi kalau di tempat sirkus, abu-abunya kayak sudah busuk, semacam habis disikat-sikat," kata Nadine.
Di sela-sela kegiatan selama di Banda Neira, Nadine menyempatkan diri untuk diving dan sekadar snorkeling. Sewaktu akan kembali ke Banda Neira, Nadine diajak melihat lumba-lumba yang jumlahnya lumayan banyak di sana.
Nadine fokus pada perlakuan manusia terhadap lumba-lumba. Memang, kata Nadine, populasi lumba-lumba tidak menurun kayak penyu dan harimau yang sudah masuk ke dalam daftar hewan terancam punah.
Namun menurutnya, cara kita memperlakukan lumba-lumba dianggap masih keliru. "Lumba-lumba hidupnya berkelompok, ketika dipisahkan, saya yakin sekali mereka berbicara satu sama lain. Dan lumba-lumba hidupnya selalu menolong. Kalau ada yang melahirkan, sesama lumba-lumba saling menjaga anaknya," Nadine menambahkan.
Nadine Chandrawinata menambahkan, "Lumba-lumba itu playful sekali, tapi begitu di kolam sirkus, mereka stres karena diteriak-teriakin, lah. Lalu dibuat kelaparan dulu supaya bisa meloncat di api, lah. Suruh ciumlah. Dan, kita juga memperlakukan lumba-lumba seperti binatang peliharaan. Padahal, lumba-lumba itu bukan binatang peliharaan."