Liputan6.com, - Washington, DC Demi mencegah jatuhnya korban ketika terjadi kebakaran, standar pencegahan kebakaran ditingkatkan dan dijaga ketat. Namun tak jarang demi mencari keuntungan, sejumlah pemilik gedung mengabaikan peraturan baku yang ditetapkan.
Biasanya, dalam kebakaran yang menyebabkan jatuhnya banyak korban, hasil penyelidikan mengungkapkan pelanggaran demi pelanggaran. Mulai dari tak memadainya jumlah jalur evakuasi, penggunaan bahan bangunan dan interior yang rentan api, kelebihan daya tampung, atau bahkan kombinasi semua itu.
Baca Juga
Advertisement
Paling anyar, sebuah kelab malam di Oakland, negara bagian California, Amerika Serikat (AS), terbakar dan menewaskan puluhan orang. Jumlah korban diperkirakan akan semakin bertambah.
Dikutip dari Oddee pada Senin (5/12/2016) berikut ini adalah 10 kebakaran tempat hiburan paling tragis:
1. Ghost Ship (Oakland, California, Amerika Serikat)
Laporan terakhir menyebutkan terdapat 33 korban tewas yang ditemukan di pergudangan Oakland di Amerika Serikat. Angka ini diperkirakan bertambah karena petugas pemadam kebakaran hanya bisa menjangkau 35 hingga 40 persen bangunan.
Gudang yang beralih fungsi menjadi kelab malam ini pernah menjadi "rumah" dan tempat kerja ilegal.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa gudang itu seperti jebakan maut karena kurangnya pintu keluar, tangga yang amburadul, tumpukan potongan kayu, dan kabel listrik yang berseliweran.
Lantai dasarnya memiliki 5 kendaraan rekreasi dan bangunan lain yang dipakai sebagai ruang tinggal untuk disewakan kepada para penghuni.
Sementara itu, lantai atas memiliki ruang untuk konser seperti pesta maut yang merenggut nyawa sekitar 100 orang pada akhir pekan lalu.
Derick Ion, manajer di sana, malah meratapi kerugian bisnis, bukannya kehilangan nyawa manusia. Seperti tertera pada laman Facebook miliknya, "Benar. Semua kerja keras selama ini telah lenyap. Syukurlah anak-anak dan Micah (rekanannya) sedang ada di hotel dengan selamat..."
Pengusutan kriminal telah dimulai, walaupun penyebab kebakaran belum diketahui.
Advertisement
2. The Station (West Warwick, Rhode Island, Amerika Serikat)
Selagi berlangsungnya konser Great White di kelab malam The Station di West Warwick, Rhode Island pada 20 February 2003, sebanyak 100 orang kehilangan nyawa dan lebih dari 200 menderita cedera dalam kebakaran yang disebabkan oleh kembang api ketika grup musik itu sedang naik panggung.
Daniel Biechele, manajer band, menyalakan kembang api yang memang direncanakan walaupun tanpa izin.
Percikan dari kembang api menyambar foam yang dipakai sebagai bahan peredam suara di langit-langit. Kobaran api dan asap memenuhi bangunan hanya dalam waktu 6 menit dan para tamu berhamburan ke luar.
Setelah tragedi itu, para pemilik The Station kedapatan bersalah atas 100 dakwaan kecerobohan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.
Biechele mengaku bersalah untuk kecerobohan itu. Ia dihukum 4 tahun penjara untuk perannya dalam tragedi tersebut. Selama masa hukuman, ia menulis surat tulisan tangan berisi permintaan maaf kepada tiap keluarga yang terdampak oleh kebakaran tersebut.
Banyak di antara keluarga kemudian secara umum mendukung pengampunan dini baginya dan permohonan itu kemudian diberikan pada separuh masa hukuman.
3. Club Cinq-Sept (Laurent du Pont, Prancis)
Pada 1 November 1970, sebuah musibah kebakaran di St Laurent du Pont, Prancis, telah "memusnahkan satu generasi."
Club Cinq-Sept sedang dipenuhi oleh para penggila pesta usia 17 hingga 30 tahun ketika kebakaran bermula. Bangunan itu sendiri sebagian terbuat dari kayu bertumpuk seperti korek api dan banyak bagian interior, termasuk langit-langit, terbuat dari bahan mudah terbakar.
Anggota regu pemadam kebakaran kemudian menemukan tumpukan mayat hingga 1,5 meter tebalnya di sekitar pintu ke luar yang digembok dan dipalangi kayu untuk mencegah penerobos acara.
Sebanyak 146 orang meninggal dunia dalam kebakaran yang melingkupi seluruh gedung hanya dalam waktu 10 menit. Hanya 60 orang yang berhasil melarikan diri, kebanyakan dengan luka bakar yang parah.
Gilbert Bas, salah satu manajer kelab, didakwa dan kedapatan bersalah untuk kelalaian. Wali kota dan 3 kontraktor bangunan juga dituntut bersalah karena dianggap lalai. Mereka menerima hukuman singkat penangguhan jabatan.
Advertisement
4. Rhythm Club Dance Hall (Natchez, Mississippi, Amerika Serikat)
Pada 23 April 1940, Walter Barnes dan kelompok Royal Creolians dari Chicago sedang tampil di Rhythm Club Dance Hall di Natchez, Mississippi. Di dalamnya, dedaunan cemara Spanyol bergantungan sebagai dekorasi. Dedaunan itu disemprot dengan insektisida untuk mengusir serangga.
Jendela-jendela berbingkai timah dan pintu-pintu masuk dipalangi papan untuk mencegah para penerobos yang tidak membayar karcis.
Kebakaran diduga disebabkan oleh buangan puntung rokok yang menyulut daun sehingga muncullah gas metan yang membakar seluruh gedung dalam waktu 1 jam.
Selagi api berkobar-kobar, Barnes dan grup musik itu terus bermain untuk menenangkan para pengunjung. Sebanyak 209 orang meninggal dunia, termasuk pemimpin band dan 9 orang anggotanya.
Ed Frazier, manajer band, sedang berada di luar ketika kebakaran terjadi, tapi istrinya ada di dalam. Ia meninggal dunia di tempat kejadian karena serangan jantung.
5. Beverly Hills Supper Club (Louisville, Kentucky, Amerika Serikat)
Pada 28 Mei 1977, Beverly Hills Supper Club di Louisville, Kentucky dipenuhi lebih dari 3000 orang, termasuk mereka yang ingin menonton penampilan John Davidson. Sebagian lagi menghadiri pesta-pesta pribadi yang diadakan dalam ruang-ruang khusus, termasuk satu ruangan yang berisi 450 orang.
Seusai resepsi pernikahan di ruang Zebra, para pegawai memasuki ruangan dan mendapati asap tebal di langit-langit. Api dengan segera meluas ke bagian-bagian lain bangunan itu, temasuk ruang Cabaret tempat penampilan Davidson. Saat itu aliran listrik mati dan para pengunjung dilanda kepanikan ketika mereka bergegas menuju pintu ke luar.
Pihak pemadam kebakaran datang beberapa menit sesudahnya. Namun api menjalar terlalu cepat dan menghanguskan bangunan sebelum bisa sepenuhnya ditangani.
Jasad-jasad mereka yang gagal keluar ditemukan bertumpuk di sekitar pintu utama. Anggota pemadam kebakaran memusatkan upaya pemadaman di ruang Cabaret karena banyaknya orang yang terjebak, tapi kemudian atap bangunan runtuh. Sebanyak 165 orang meninggal dunia dan lebih dari 200 orang mengalami cedera.
Belakangan, korsleting ditetapkan menjadi penyebab kebakaran. Namun kelebihan pengunjung, kurangnya atau terkuncinya pintu keluar, dan tidak memadainya pancuran pemadam dan dinding kedap api juga menambah deretan persoalan.
Ada juga dugaan kesengajaan, tapi hal itu tidak pernah terbukti.
Advertisement
6. Gothenburg Discothèque (Gothenburg, Swedia)
Sebuah kelab malam di pusat komunitas Makedonia di Gothenburg, Swedia memiliki daya tampung 150 orang. Tapi, di suatu malam pada 1998, ada sebanyak 400 orang berjejal di dalam kelab mungil itu. Hanya segelintir yang selamat.
Ketika para pengunjung sedang berdansa, merebaklah bau asap yang kemudian meluas ke ruangan. Tapi kebanyakan pengunjung menduga bau itu berasal dari mesin asap.
DJ melihat kobaran api dan berusaha memperingatkan para pengunjung, tapi peringatannya diduga sudah terlambat. Ketika api berkobar, panik merajalela. Ratusan anak muda berhamburan mencoba ke luar melalui satu pintu yang hanya selebar 90 sentimeter.
Kobaran api menelan korban 63 nyawa pengunjung berusia antara 12 hingga 25 tahun. Sebanyak 213 orang mengalami cedera, 50 di antaranya mengalami luka serius. Ternyata, api disulut oleh 4 orang remaja berusia 17 hingga 19 tahun yang ditolak masuk karena terlibat perselisihan.
7. Happy Land Social Club (Bronx, New York, Amerika Serikat)
Pada 1990, Julio Gonzalez sedang geram. Dengan bermodalkan satu wadah bensin, ia menyulut api yang menewaskan 87 orang di kelab malam Happy Land di Bronx, Kota New York.
Kelab itu hanya memiliki satu pintu yang berfungsi, satu jendela kecil, dan tidak ada jalur pelarian kebakaran. Hampir semua korban, yaitu 61 pria dan 26 wanita, meninggal karena menghirup asap. Namun pihak berwenang mengatakan ada beberapa orang yang meninggal terinjak-injak di sekitar pintu.
Ternyata, pelaku baru saja didepak keluar dari kelab setelah bertengkar dengan mantan kekasihnya yang bekerja di tempat penitipan mantel di dalam kelab.
Bangunan itu sendiri telah beberapa kali mendapatkan surat perintah pengosongan pada November 1988 karena kurangnya pintu keluar dan pencahayaan yang tidak layak. Tak lama setelah insiden tersebut bangunan ini pun dikosongkan.
Hanya 6 orang yang selamat, termasuk mantan kekasih pengungsi dari Kuba tersebut.
Advertisement
8. Lame Horse (Perm, Rusia)
Pada 2009, penampilan kembang api dalam ruang jadi kacau balau dan menyulut panel-panel dekorasi dinding dan langit-langit kelab malam Lame Horse di Perm, Rusia.
Sebanyak 300 pengunjung bergegas menuju pintu ke luar setelah lampu mati dan ruangnya sudah dipenuhi asap. Beberapa orang tergencet hingga tewas, lalu ada yang keracunan asap karena kondisi kebakaran yang parah.
Lame Horse sedang merayakan hari ulang tahun ke 8 dan hingga daya tampungnya penuh. Sebanyak 109 orang meninggal dunia dan 130 orang harus dirawat di rumah sakit.
Pada 2013, pemilik kelab yang bernama Anatoly Zak dan empat rekanan usaha pada saat kejadian terbukti bersalah secara hukum atas keteledoran penghilangan nyawa. Zak dijatuhi hukuman 9 tahun 10 bulan penjara. Para rekanannya dijatuhi antara 4 hingga 6 tahun kurungan penjara.
9. Cromañón Republic (Buenos Aires, Argentina)
Cromañón Republic di Buenos Aires adalah tempat kejadian kebakaran maut yang menewaskan 194 orang dan mencederai 1499 orang lainnya pada 12 April 2004.
Tempat itu sedang diisi dengan kelompok cadas Callejeros. Sebanyak 4000 orang memenuhi tempat yang daya tampungnya hanya 1500 orang.
Kobaran api bermula ketika semburan kembang api menyulut foam di langit-langit.
Sejumlah bahan lain yang rentan api dalam bangunan itu adalah kayu, gabus, panel akustik, dan jejaring plastik yang bergelantungan di langit-langit sehingga dapat luruh menjadi hujan api ketika kebakaran terjadi.
Empat di antara 6 pintu dalam gedung dirantai agar "orang tidak menerobos masuk tanpa membayar."
Pada 2009, para anggota kelompok cadas Callejeros kedapatan bersalah telah menyogok agar tempat itu jadi penuh dan secara teledor telah memulai kebakaran.
Omar Chaban, promotor konser, juga kedapatan bersalah. Hukuman juga dijatuhkan kepada mantan manajer, seorang polisi, dan beberapa inspektur dari kantor wali kota.
Advertisement
10. Cocoanut Grove (Boston, Massachusetts, Amerika Serikat)
Pada 28 November 1942, Cocoanut Grove menjadi tempat kebakaran kelab malam paling maut dalam sejarah. Sebanyak 492 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya cedera.
Kelab itu dulunya adalah sebuah bar gelap selama masa pelarangan alkohol, yang dikenal sebagai masa Prohibition, dan beberapa pintunya masih ditembok atau digembok. Satu-satunya pintu masuk adalah pintu berputar.
Dekorasi rentan api bertebaran di seluruh bangunan. Apalagi, kelab dengan izin daya tampung 500 orang tersebut dijejali sekitar 1000 orang pada saat kebakaran malam itu.
Segera sesudah kobaran membesar karena adanya metil klorida dalam sistem pendingin udara, tempat itu pun ditelan api. Banyak orang yang meninggal karena berebut ingin ke luar dari pintu berputar dan mendorongnya dari dua sisi sehingga malah mencegahnya berputar.
Beberapa orang tidak sempat meninggalkan tempat duduknya karena terbius oleh asap dan gas beracun.