Liputan6.com, Honolulu - Seorang nenek di Hawaii, Teresa Shook, berhasil mengumpulkan lebih dari 125 ribu warga AS untuk melakukan demonstrasi di malam presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dilantik menjadi presiden ke-45 AS.
Saat Trump terpilih menjadi pengganti Barack Obama, Teresa terkejut dan tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada kaum perempuan di masa kepemimpinan miliarder itu.
Advertisement
Nenek yang berasal dari komunitas terpencil itu kemudian membuka halaman Facebook-nya. Ia mengunjungi grup politik populer media sosial itu dan kemudian menuliskan hal pertama yang terlintas di kepalanya, yaitu 'menurutku kita harus berunjuk rasa'.
Seperti dikutip dari Express.co.uk, Senin (5/12/2016), empat minggu kemudian Teresa dihubungi oleh EO atau event organizer yang berkata akan mengabulkan permintaan nenek itu. Apa yang mereka rencanakan diduga akan menjadi demo terbesar yang berkaitan dengan pilpres AS.
Sudah lebih dari 125 ribu orang di seluruh wilayah AS mendaftarkan diri untuk ikut aksi damai yang akan di dilakukan di Washington pada 21 Januari 2017 mendatang.
Aksi damai itu akan berlangsung selang satu hari setelah Trump dilantik menjadi presiden AS.
Demo yang serupa juga akan dilakukan di London dan Frankfurt. Jumlah peserta yang mendaftar secara online pun dilaporkan terus meningkat.
"Aku tidak punya rencana ataupun bayangan apa yang akan terjadi. Aku hanya terus berpikir kita harus unjuk rasa," kata Teresa.
Kemenangan Trump dianggap dapat mengancam akses kesehatan untuk perempuan, hilangnya perlindungan terhadap korban pelecehan seksual, dan tidak adanya bantuan untuk ibu tunggal yang kesulitan membesarkan anaknya.
"Aku sangat terkejut ketika mengetahui Trump terpilih menjadi presiden. Kita harus memberitahu orang-orang bahwa ini bukan AS yang sebenarnya," ujar nenek yang merupakan mantan pengacara itu.
Awalnya ide unjuk rasa damai itu diungkapkan oleh Teresa dalam grup pribadi Facebook, Pantsuit Nation -- merupakan laman populer bagi pendukung Hillary Clinton.
Setelah mendapatkan reaksi yang positif, nenek bercucu empat itu membuat laman diskusi tersendiri untuk aksi demo. Ia kemudian mengundang beberpa teman untuk bergabung dengan grupnya.
"Setelah itu aku langsung tidur. Saat bangun pagi, reaksinya luar biasa," kata Teresa.
Lebih dari 300 ribu netizen tertarik untuk 'bergabung' dengan aksi damainya tahun depan. Para pendukung demo mengatakan mereka geram dengan pelecehan yang dilakukan Trump terhadap sejumlah perempuan.