Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi memperbaiki sistem operasional pendidikan kejuruan demi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
Menurut dia, pembenahan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pekerjaan besar bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Advertisement
"Kesalahan SMK kita adalah harusnya pendidikan training 70-80 persen, teori sisanya. Di SMK kita hampir 70 persen teori, guru-guru normatif, seperti PPKN, PMP, Sejarah, bahasa Indonesia, dan kimia, sedangkan pelatihan trainingnya hanya 20 persen," ujar Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Presiden Jokowi menuturkan, untuk itu Mendikbud harus bekerja keras demi meningkatkan keterampilan pelajar SMK. "Ini tidak mudah. Tapi kalau tidak, yang namanya sekolah kejuruan kita tidak akan kena sasaran," ucapnya.
Presiden Jokowi sendiri menjadikan Jerman dan Korea Selatan sebagai contoh yang memiliki sistem operasional pendidikan kejuruan paling baik yang benar-benar jalan.
"Seharusnya yang diperbanyak 70-80 persen dalam SMK yaitu memberikan training permesinan dan penggunaan mesin-mesin terbaru. Di Jerman itu buat pintu, jendela. Mereka kalau saya lihat 50 persen di industri dan 50 persen di sekolah. Ini yang tidak kita kerjakan dan ini yang akan kita kerjakan," ucapnya.
Demi mewujudkan langkah tersebut, Jokowi ingin bekerja sama dengan industri, dan ia berharap agar Kadin dapat menggarap personal training secara besar-besaran.
"Ini perlu besar-besaran sehingga kualitas SDM kita sangat baik," tegas dia. (Fitriana Monica Sari)