Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah.
Namun ia menggarisbawahi, pelemahan itu tidak hanya terjadi terhadap rupiah saja. Beberapa mata uang lainnya juga mengalami tekanan.
"Menurut saya, rupiah justru relatif stabil, dibanding mata uang lain," ucap Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia dengan tema Menguji Ketangguhan Ekonomi Indonesia, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Jokowi melanjutkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini tak mencerminkan fundamental perekonomian nasional. Ekonomi Indonesia cukup stabil jika dibanding dengan beberapa negara lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). Pertumbuhan ekonomi RI tersebut lebih baik dibanding Singapura yang melambat dari 2 persen menjadi 0,6 persen dan Korea selatan yang melambat dari 3,3 persen jadi 2,7 persen.
Jokowi melanjutkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah bukan tolok ukur yang tepat. Menurutnya, saat ini lebih relevan jika melihat nilai tukar RI terhadap mata uang mitra dagang.
"Seperti rupiah terhadap renminbi atau rupiah terhadap yen. Kalau AS itu hanya 10 persen perdagangan ke kita. Kalau China bisa sampai 15 persen dari total ekspor," jelas dia. (Fiki/Gdn)